Dampak Buruk Riba Terhadap Kehancuran Induvidu-Individu (Bagian 2)

Dampak Buruk Riba Menuju Kehancuran Individu

Sahabat SRM, praktik riba akan berdampak buruk dan menyebabkan kehancuran terhadap individu-individu. Bahkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275 dijelaskan bahwa individu atau orang yang memakan atau mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila..." (Q.S al-Baqarah : 275).

Dampak paling dasar dan paling besar terhadap rusaknya individu adalah rusaknya keimanan. Riba telah merusak dasar keimanan karena orang yang melakukan riba seperti orang yang kemasukan syaitan. Rusaknya keimanan berdampak pada hilangnya keyakinan bahwa kekuatan, kesenangan, rezeki, kesehatan dan kematian merupakan ketentuan dari Allah Ta’ala. Ini telah hilang dan berganti menjadi kekuatan, kesenangan, rezeki, kesehatan bahkan kematian hanya ditentukan oleh uang. Akibatnya ia telah menuhankan uang dan mengangap bahwa tidak ada lagi kekuasaan Allah Ta’ala  atas segala sesuatu.

Ketika iman telah hilang ditambah semakin bertambahnya beban pikiran karena tekanan riba, maka akan membuat hilangnya fokus dari mulai fokus ibadahnya, hilang kekhusu'an sholatnya dan hilang fokus pekerjaannya. Semakin hari semakin tertekan hingga ia beribadah hanya ala kadarnya, yang dipikirkan hanya kerja, kerja dan kerja, uang, uang dan uang. 

Dampaknya ketika uang telah menguasai dirinya dan telah hilang keimanannya maka segala hal dilakukan demi uang, meskipun dengan menindas, korupsi, memeras, menipu bahkan membunuh pun dilakukan demi uang. Segala amanah dan kehidupanya dikorbankan untuk uang, dari mulai mengorbankan pekerjaanya, jabatannya, agamannya, sahabat, keluarga, orang tua bahkan dirinya.

Hilangnya keimanan juga telah membuatnya menjadi individu yang pembohong, ingkar janji, pemarah ditambah dengan tekanan yang berat membuatnya tidak mampu berfikir jernih, tidak mampu bekerja secara optimal, tidak mampu membuat prioritas hidup dan merencanakan masa depan dengan baik.

Hilangnya keimanan juga telah merusak moralitas dan jiwa sosialnya, pemberi pinjaman tidak lagi punya hati nurani untuk merasakan rezekinya bersumber dari bunga hasil eksploitasi dan perasan keringat peminjam. Sungguh riba merupakan tindakan tidak bermoral yang efeknya meruntuhkan moral. Kini tidak ada lagi manusia yang bisa dipercaya,  sebagian besar telah dirusak oleh sifat tamak yang seakan tak pernah ada kata puas. Menghalalkan segala cara demi untuk mendapatkan harta, bahka sampai memakan harta anak yatim, dana sumbangan dan korupsi penggadaan Al Qur'an.

Selain mengakibatkan rusaknya keimanan, riba juga mengakibatkan rusaknya moralitas. Pelaku riba telah kehilangan moralitas untuk bisa merasakan penderitaan orang lain, untuk bisa merasakan penindasan orang lain. Mereka tidak pernah peduli akan semua itu, mereka tidak akan pernah peduli apakah orang lain rugi atau untung, bagianya yang terpenting dia akan selalu untung bagaimanapun kondisinya.

Riba telah benar-benar menghancurkan keimanan dan moralitas individu pelaku riba. Hidupnya telah dikuasai oleh syaitan dan hawa nafsunya. Segala cara dilakukan hanya untuk mengumpulkan dan menghitung-hitung uangnya meskipun dengan cara haram, menindas dan menipu, hingga mengangap bahwa derajat manusia hanya dinilai berdasarkan uang bukan dari taqwa. Telah hilang keimanannya untuk memahami hakekat kehidupan bahwa Allah Ta’ala  adalah Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu.

Allahu A'lam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel