Dampak Buruk Riba Terhadap Kehancuran Masyarakat (Bagian 4)
Sabtu, 14 September 2019
Ketika individu telah hancur keimanannya, keluarga telah hancur ikatannya maka seperti sebuah efek domino akan hancur juga masyarakatnya. Ketika riba berkembang dalam masyarakat, maka keseimbangan struktur masyarakat yang stabil akan rusak. Dalam Struktur masyarakat pasti terdapat masyarakat yang tergolong kaya dan masyarakat miskin. Ketika sistem riba berjalan, maka masyarakat yang kaya akan mendepositkan uangnya ke bank, sedang masyarakat miskin akan meminjam uang dari bank. Sudah tentu masyarakat yang kaya akan semakin kaya karena deposit bank hasil perasan dan eksploitasi dari masyarakat yang miskin tidak akan pernah rugi. Sedang masyarakat miskin akan semakin miskin, karena dia bisa rugi dan menanggung beban bunga.
Ketika hal ini terus berjalan, maka tidak ada lagi keseimbangan dalam struktur sosial masyarakat, akan hilang budaya syirkah atau kerjasama, tolong menolong, rasa saling percaya, tumbuh sifat egois, dengki, putusnya silaturahmi dan persaudaraan serta tidak ada kepedulian dalam masyarakat karena masyarakat yang kaya lebih mementingan kepentingan dan kesenangan pribadi dengan mendopositkan dananya di bank sedang masyarakat miskin yang seharusnya mendapat permodalan atau bantuan justru diberikan bantuan berbunga, karena tidak ada pilihan alternatif terpaksa mereka akhirnya harus meminjam uang di bank. Ibarat memancaing dalam air keruh, mereka mencari keuntungan di tengah keadaan masyarakat yang terdesak dan tertekan.
Tidak ada istilah bantuan berbunga, itu hanyalah kedok, karena sejatinya itu adalah bantuan yang menipu dengan berpura-pura memberikan bantuan namun kenyataanya berambisi untuk menumpuk hartanya tanpa ada sedikitpun rasa iba dan kasihan. Tumbuh suburnya riba dimasyarakat menunjukan moralitas masyarakat telah runtuh, karena pemberi pinjaman tidak lagi memiliki kepedulian dan rasa kasihan. Ketika moralitas masyarakat telah runtuh maka sedikit demi sedikit akan banyak muncul penyakit sosial seperti kikir, tamak, egois dengan mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan masyarakat, dengki, sombong, saling bermewah-mewahan hingga berhati keras.
Maraknya pinjam meminjam berbunga dalam masyarakat telah melunturkan budaya tolong menolong dan kerjasama. Dampaknya masyarakat terpecah belah dalam suatu kesenjangan ekonomi dan moralitas yang berkepanjangan, yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Sekarang uang adalah raja, akibatnya semua harus dengan uang termasuk untuk bisa menyatukan seluruh masyarakat. Semakin tinggi riba dalam masyarakat maka akan semakin rusak struktur masyarakat. Inilah bentuk penindasan yang dilegalkan. Penindasan yang secara tidak langsung membenturkan sesama masyarakat.
Tidak ada istilah bantuan berbunga, itu hanyalah kedok, karena sejatinya itu adalah bantuan yang menipu dengan berpura-pura memberikan bantuan namun kenyataanya berambisi untuk menumpuk hartanya tanpa ada sedikitpun rasa iba dan kasihan. Tumbuh suburnya riba dimasyarakat menunjukan moralitas masyarakat telah runtuh, karena pemberi pinjaman tidak lagi memiliki kepedulian dan rasa kasihan. Ketika moralitas masyarakat telah runtuh maka sedikit demi sedikit akan banyak muncul penyakit sosial seperti kikir, tamak, egois dengan mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan masyarakat, dengki, sombong, saling bermewah-mewahan hingga berhati keras.
Maraknya pinjam meminjam berbunga dalam masyarakat telah melunturkan budaya tolong menolong dan kerjasama. Dampaknya masyarakat terpecah belah dalam suatu kesenjangan ekonomi dan moralitas yang berkepanjangan, yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Sekarang uang adalah raja, akibatnya semua harus dengan uang termasuk untuk bisa menyatukan seluruh masyarakat. Semakin tinggi riba dalam masyarakat maka akan semakin rusak struktur masyarakat. Inilah bentuk penindasan yang dilegalkan. Penindasan yang secara tidak langsung membenturkan sesama masyarakat.