Izzah sebagai Pondasi Melawan Riba
Rabu, 25 September 2019
Izzah ibarat pondasi dalam melawan riba, semakin kuat pondasinya, maka akan semakin kuat menghadapi godaan riba. Demikian juga sebaliknya, semakin lemah pondasinya maka akan semakin mudah terkena riba.Izzah merupakan refleksi sebuah harga diri, jati diri, kemuliaan, kehormatan dan kekuatan yang harus dijiwai oleh setiap muslim yang bersumber dari Allah dan RasulNya.
Seorang yang memiliki izzah akan memiliki sifat yakin, tekun, ulet, kerja keras, profesional, pantang menyerah, rela berkorban, mandiri, amanah, sabar, malu ketika berbuat keburukan dan tidak malu ketika melakukan kebaikan.
Seorang yang memiliki izzah tidak akan mudah untuk melakukan riba hanya karena “gengsi”, tidak akan mudah untuk menyerah dengan kondisi dan ujian yang dihadapi hingga terjerumus kedalam riba. Ia akan memiliki mental dan semangat juang yang sangat tinggi karena mengetahui bahwa kemuliaan adalah dengan menjauhi riba. Ia tidak akan silau dengan gemerlapnya harta dunia. Ia tidak akan melakukan perbuatan menipu dan curang. Ia tidak akan berani untuk memakan harta yang bersumber dari riba. Ia mempunyai spirit yang berlipat untuk menjaga diri dan keluarga agar tidak terkena riba ditenggah derasnya godaan riba. Ia rela meninggalkan pekerjaan dan kenyamanannya demi untuk meninggalkan riba. Ia yakin dengan menjaga izzah (kehormatan) maka Allah akan mencukupi seluruh kebutuhannya. Ia yakin jika rizqi merupakan ketetapan Allah yang tidak akan tertukar. Ia tidak akan takut dan malu ketika diancam, dihina, dicaci, dimaki demi untuk meninggalkan riba.
Seorang yang memiliki izzah tidak akan mudah untuk melakukan riba hanya karena “gengsi”, tidak akan mudah untuk menyerah dengan kondisi dan ujian yang dihadapi hingga terjerumus kedalam riba. Ia akan memiliki mental dan semangat juang yang sangat tinggi karena mengetahui bahwa kemuliaan adalah dengan menjauhi riba. Ia tidak akan silau dengan gemerlapnya harta dunia. Ia tidak akan melakukan perbuatan menipu dan curang. Ia tidak akan berani untuk memakan harta yang bersumber dari riba. Ia mempunyai spirit yang berlipat untuk menjaga diri dan keluarga agar tidak terkena riba ditenggah derasnya godaan riba. Ia rela meninggalkan pekerjaan dan kenyamanannya demi untuk meninggalkan riba. Ia yakin dengan menjaga izzah (kehormatan) maka Allah akan mencukupi seluruh kebutuhannya. Ia yakin jika rizqi merupakan ketetapan Allah yang tidak akan tertukar. Ia tidak akan takut dan malu ketika diancam, dihina, dicaci, dimaki demi untuk meninggalkan riba.
"Dan ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin didapatkan dengan: shalat malam, menjaga izzah dan tidak minta-minta kepada orang lain'” (HR. Thabrani dan Al Hakim).
Izzah bersumber dari Allah karena hanya Allah pemilik sebenar-benarnya izzah, karena Allah itu Rabbul Izzati dan Allah menamakan dirinya ‘Al-Aziz’ (Maha Mulia, Maha Perkasa). Izzah akan diberikan kepada orang-orang yang beriman. Semakin kokoh keimanannya maka akan semakin kuat izzahnya.
"Padahal Izzah itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui." (QS. Al-Munafiqun 63 : 8)
Sebagai orang yang beriman harus memiliki izzah yang kuat dan memiliki keyakinan bahwa meninggalkan riba adalah sebuah kemuliaan karena Allah dan Rasulnya telah melarang dan bahkan memerangi pelaku riba. Konsep izzah jangan sampai diikuti dengan rasa bangga diri dan menganggap rendah orang yang masih terkena riba, namun harus benar-benar dilandasi dengan kecintaan dan keyakinan yang tulus untuk meninggalkan riba karena perintah dan larangan Allah dan RasulNya.