Dakwah Sebagai Ujung Tombak Melawan Riba

Sahabat SRM, salah satu sumber permasalahan utama riba adalah mulai luntur dan hilangnya ilmu dan pengetahuan yang benar tentang riba karena sudah semakin berkurangnya dakwah dalam masyarakat. Masyarakat melakukan riba karena banyak yang belum mengetahui definisi riba, tahapan-tahapan pelarangan riba, dampak dan dosa riba serta solusinya sehingga banyak yang melakukan riba tapi tidak menyadari bahwa yang dilakukan termasuk riba karena salah memahami riba.   Saat ini ilmu tentang riba sedikit demi sedikit telah hilang ditambah semakin banyaknya berbagai produk turunan riba yang dikemas menjadi semakin modern dan cepat serta telah disamarkan membuat masyarakat semakin susah untuk mengenali riba.    "Di antara tanda-tanda kiamat adalah hilangnya ilmu pengetahuan dan banyaknya kejahilan....” (H.R Bukhari, Muslim)   Ketika ilmu tentang riba sedikit demi sedikit telah hilang, maka secara otomatis kejahilan/kemungkaran akan semakin meluas dalam masyarakat, karena begitu besarnya dampak riba yang menjadi sumber kemungkaran dari mulai dampak terhadap individu, keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Salah satu contoh sederhana mulai hilangnya ilmu riba adalah pelajaran tentang inti sari riba dalam sebuah perumpamaan antara komoditi dan hewan ternak.    Salah satu penyebab hilangnya ilmu tentang riba karena sudah semakin berkurangnya dakwah-dakwah tentang riba dalam masyarakat, padahal riba merupakan ayat terakhir yang diturunkan oleh Allah dalam Al Qur'an (Q.S Al Baqarah : 278-281) sehingga seharusnya dakwah tentang riba harus terus dilakukan karena Allah telah menekankan dengan menurunkannya sebagai ayat terakhir.   Dalam dakwah harus memperhatikan dan melihat kondisi masyarakat, memperhatikan aspek kepribadian dan berbagai aspek kehidupan lainnya sebagaimana tahap turunnya ayat tentang riba. Dakwah jangan dilakukan dengan keras yang dampaknya justru bisa mengakibatkan pelaku riba tidak akan meninggalkan riba bahkan sampai terjadi permusuhan dan terputusnya silaturahmi namun seyogianya dakwah dilakukan dengan kelembutan dan bertahap sesuai dengan tahapan turunya ayat tentang riba. Dakwah dilakukan dengan hikmah dan pelajaran serta dengan cara yang baik, bahkan bantahan juga harus disampaikan dengan cara yang baik sehingga masyarakat benar-benar bisa meyakini, merasakan dan secara sadar dapat meninggalkan riba secara menyeluruh.   "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S An Nahl : 125)

Sahabat SRM, salah satu sumber permasalahan utama riba adalah mulai luntur dan hilangnya ilmu dan pengetahuan yang benar tentang riba karena sudah semakin berkurangnya dakwah dalam masyarakat. Masyarakat melakukan riba karena banyak yang belum mengetahui definisi riba, tahapan-tahapan pelarangan riba, dampak dan dosa riba serta solusinya sehingga banyak yang melakukan riba tapi tidak menyadari bahwa yang dilakukan termasuk riba karena salah memahami riba.

Saat ini ilmu tentang riba sedikit demi sedikit telah hilang ditambah semakin banyaknya berbagai produk turunan riba yang dikemas menjadi semakin modern dan cepat serta telah disamarkan membuat masyarakat semakin susah untuk mengenali riba. 

"Di antara tanda-tanda kiamat adalah hilangnya ilmu pengetahuan dan banyaknya kejahilan....” (H.R Bukhari, Muslim)

Ketika ilmu tentang riba sedikit demi sedikit telah hilang, maka secara otomatis kejahilan/kemungkaran akan semakin meluas dalam masyarakat, karena begitu besarnya dampak riba yang menjadi sumber kemungkaran dari mulai dampak terhadap individu, keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Salah satu contoh sederhana mulai hilangnya ilmu riba adalah pelajaran tentang inti sari riba dalam sebuah perumpamaan antara komoditi dan hewan ternak. 

Salah satu penyebab hilangnya ilmu tentang riba karena sudah semakin berkurangnya dakwah-dakwah tentang riba dalam masyarakat, padahal riba merupakan ayat terakhir yang diturunkan oleh Allah dalam Al Qur'an (Q.S Al Baqarah : 278-281) sehingga seharusnya dakwah tentang riba harus terus dilakukan karena Allah telah menekankan dengan menurunkannya sebagai ayat terakhir.

Dalam dakwah harus memperhatikan dan melihat kondisi masyarakat, memperhatikan aspek kepribadian dan berbagai aspek kehidupan lainnya sebagaimana tahap turunnya ayat tentang riba. Dakwah jangan dilakukan dengan keras yang dampaknya justru bisa mengakibatkan pelaku riba tidak akan meninggalkan riba bahkan sampai terjadi permusuhan dan terputusnya silaturahmi namun seyogianya dakwah dilakukan dengan kelembutan dan bertahap sesuai dengan tahapan turunya ayat tentang riba. Dakwah dilakukan dengan hikmah dan pelajaran serta dengan cara yang baik, bahkan bantahan juga harus disampaikan dengan cara yang baik sehingga masyarakat benar-benar bisa meyakini, merasakan dan secara sadar dapat meninggalkan riba secara menyeluruh.

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S An Nahl : 125)

Allahu A'lam
Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel