Bergabung menjadi Pasukan Perang Melawan Riba

Allah dan RasulNya Perang, Jangan Hanya Diam

Sahabat SRM, riba memiliki dampak yang sangat besar terhadap individu, keluarga, masyarakat, negara dan dunia. Riba kini juga telah digunakan sebagai senjata perang untuk mengatur negara-negara di dunia. Riba telah menjadi senjata perang yang ampuh untuk mengendalikan negara-negara di dunia. Hampir semua negara di dunia yang mempunyai hutang riba pasti akan mudah dikendalikan dan dikontrol. Riba pada kenyataanya bisa dijadikan sebagai senjata perang dan mungkin inilah mengapa Allah dan RasulNya mengumumkan perang dengan riba.

"...jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu..." (Q.S A-Baqarah : 279)

Seruan untuk perang dari Allah dan RasulNya merupakan seruan yang paling keras yang pernah ada dalam Al Qur’an. Ajakan berperang secara eksplisit, tidak ditemukan secara tersurat di dalam Al Qur'an untuk para pelaku dosa yang lain. Ini menunjukkan bahwa dampak dan dosa riba sangat besar. Pihak yang melakukan dan mendukung praktik riba berarti telah menantang dan mengumumkan perang dengan Allah dan Rasul-Nya.

Selain dapat dijadikan senjata untuk mengontrol, riba juga merupakan salah satu  bentuk perbuatan keji dengan cara menindas dan mengeksploitasi masyarakat. Seruan perang dari Allah dan RasulNya terhadap riba juga menunjukkan bahwa Islam sangat melarang dan akan melawan segala bentuk penindasan dan eksploitasi.

Ketika Allah dan RasulNya saja sudah mengumumkan perang dengan riba, tidakkah umat Islam bergabung untuk ikut menjadi pasukan yang ikut memerangi riba. Perang melawan riba sangat berbeda dengan melawan musuh yang secara fisik terlihat.  Jika musuh yang dihadapi masih terlihat secara fisik, kita pasti akan mampu untuk melawannya dengan kesatuan umat, namun berbeda cerita jika musuh yang dihadapi adalah sistem riba. Apalagi riba telah mengakar dalam seluruh lapisan masyarakat.

Riba adalah sebuah kemungkaran yang harus dirubah melalui tiga cara, yaitu merubah dengan tangan (tindakan), lisan (ucapan) dan hati (menolak dan mendoakan).

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy ra., ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja di antara kalian melihat kemunkaran, maka rubahlah dengan tanganya, apabila ia tidak mampu, maka rubahlah dengan lisannya, bila ia tidak mampu rubahlah dengan hatinya, dan itu adalah paling lemahnya iman." (HR. Muslim)

Merubah kemungkaran menggunakan tangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah aktif seperti membuat gerakan-gerakan anti riba, menggalakan sedekah, menggalakan permodalan dengan syirkah, menyebarkan buku dan tulisan tetang riba dll. Sedang menggunakan lisan dilakukan dengan dakwah baik secara langsung maupun tidak langsung sserti melalui dakwah di media sosial. Ketika dengan tangan dan lisan sudah dilakukan dan gagal maka cara terakhir adalah dengan hati yaitu mendoakannya.

Ketika seruan perang dari Allah dan RasulNya tidak dijalankan, maka riba akan semakin menyebar dan dampak kerusakan yang ditimbulkan akan meluas. Riba ketika dibiarkan juga akan menjadi biasa dan dipandang menjadi indah, modern, kekinian dan lumrah. Ketika ini sudah terjadi maka azab dan siksa akan datang ke seluruh masyarakat baik pelaku riba maupun bukan pelaku riba dan setiap doa yang dipanjatkan tidak diterima.

Dari Hudzaifah ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda : "Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seharusnyalah kalian menyuruh untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan yang munkar. Jika tidak, sungguh Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, kemudian kamu berdoa kepada-Nya, tetapi Ia tidak mengabulkan doamu." (HR. Turmudzi)

Perangilah riba dengan menggunakan kasih sayang, pelaku riba tidak seharusnya disingkirkan atau dijauhi, karena kasih sayang Allah maka kita juga harus turut mengasihi pelaku riba, mereka bukan orang yang paling hina, mereka melakukan riba bisa karena ketidaktahuan, tekanan hidup yang berat atau gejolak nafsu sesaat,  mereka masih bisa menjadi orang yang paling tinggi derajatnya jika menjadi orang yang bertakwa, Allah tidak menutup pintu taubat selama mereka kembali mengingat Allah, memohon ampunan, tidak menuruskan perbuatan riba, menyadari bahwa riba adalah perbuatan salah dan terlarang, tidak merasa senang dan bangga dengan riba dan akhirnya menyerahkan diri dan tunduk kepada Allah.
Jika Allah dan RasulNya saja sudah menggumumkan perang kepada riba tidakkah kita ingin menjadi bagian dari pasukan Allah dan RasulNya dalam memerangi riba untuk membantu masyarakat keluar dari penindasan riba.
Allahu A'lam
Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel