Riba itu Pilihan Hidup, Jangan Salahkan Keadaan!
Rabu, 09 Oktober 2019
"Saat ini mah binggung beli cash gak ada duit, mau beli rumah KPR katanya riba, trus bagaimana nasib saya yang gaji gak mungkin bisa sampai beli rumah, sedang harga rumah dan tanah terus naik, secara logika aja udah gak mungkin beli rumah selain dari menyekolahkan SK PNS atau ada yang mau hutangi saya tanpa riba?". ya begitulah curhatan salah satu sahabat SRM bernama Anjas (bukan nama sebenarnya) yang merupakan salah satu PNS dari Depok.
Anjas telah memilih jalan hidup untuk menyekolahkan SK PNS (Surat Keputusan Pengawai Negeri Sipil) selama 15 tahun untuk membeli rumah dengan KPR. Anjas telah terjebak dalam hutang riba selama 15 tahun. Kerja banting tulang kini hanya separuh gajinya yang bisa digunakannya, sisanya sudah otomatis untuk membayar cicilan dan bunga ke bank.
Berbeda dengan Anjas yang memilih menyekolahkan SK untuk kenyamanan hidup, Budi seorang PNS yang juga di Depok memilih jalan lain.
"Saya dari awal menjadi PNS tidak pernah kepikiran untuk menyekolahkan SK PNS saya, ya jika dihitung secara logika seorang PNS akan sulit memiliki rumah, tapi kan itu logika manusia. Saya telah membuktikan sendiri selama 5 tahun saya bersabar dengan istri dan mulai membangun rumah secara bertahap, dari mulai membeli tanah, membangun pondasi dan akhirnya jadi rumah. Kami membangun rumah dari modal kerja keras, hidup sederhana dan keyakinan bahwa pasti ada rezeki, karena niat kami memang untuk menghidari riba. Alhamdulillah ketika proses membangun selama 5 tahun ada saja kemudahan rezeki yang saya sendiri tidak menyangkannya" Kata Budi.
Hidup itu sebuah pilihan, riba itu sebuah pilihan, jangan pernah menyalahkan keadaan dan menyerah dalam godaan riba. Allah itu sesuai dengan prasangkan hambanya, ketika ia yakin akan memiliki rumah tanpa melalui jalan riba, maka itu yang akan terjadi, jika ia yakin bahwa jalan itu mudah maka itu yang akan terjadi. Sebaliknya ketika ia yakin bahwa saat ini tidak ada jalan lain untuk membeli rumah selain dari KPR maka itulah yang akan terjadi.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari dan Muslim]
Jangan salah memilih jalan hidup, ketika sahabat telah memilih untuk menyekolahkan SKnya maka sebagian gajinya akan habis untuk membayar cicilan dan bunga, sedang kebutuhan semakin meningkat, akhirnya yang dilakukan mencari penghasilan lain diluar gajinya, tidak peduli dari mana sumber penghasilannya apakah dari sumber halal atau haram. Jangan pernah menyalahkan keadaan karena bukan keadaan yang salah, tapi sahabat yang salah memilih jalan dalam menghadapi keadaan tersebut. Jangan biarkan diri terjebak dalam hutang riba jangka panjang.
Kita memilih jalan riba adalah pilihan. Saat kita juga terjebak dalam kubangan riba maka solusi untuk keluar dari riba juga sebuah pilihan.
Apakah kita akan memilih jalan yang Allah ridhoi atau jalan yang Allah benci?
Kalau kita memilih jalan yang Allah benci maka bersiaplah akan kehidupan yang lebih susah baik di dunia apalagi di akhirat.
Kalau kita memilih jalan yang Allah ridhoi maka kita harus siap bersabar menjalaninya dan pasti Allah akan memberikan jalan solusi terbaik.
Yakinlah dan berprasangka yang baik pada setiap keadaan. Bersabar, kerja keras dan hiduplah sederhana.
Jika prasangka baik maka pikiran baik , jika pikiran baik maka langkah yang diambil baik, jika langkah baik maka kebiasaan akan baik, jika kebiasaan baik karakter akan baik, jika karakter baik maka itulah takdir yang baik.