Tafsir Ayat Riba Menurut Ibnu Kastir Surat An-Nisa ayat 160-161

Tafsir Ayat Riba Menurut Ibnu Kastir Surat An-Nisa ayat 160-161

Tafsir Q.S  An-Nisa ayat 160


فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا 160

"Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haram­kan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang da­hulunya) dihalalkan bagi mereka, karena mereka banyak meng­halangi (manusia) dari jalan Allah" (Q.S An-Nisa : 160) 



Allah SWT memberitahukan bahwa disebabkan perbuatan aniaya orang-orang Yahudi karena mereka telah melakukan berbagai macam dosa besar, maka Allah mengharamkan kepada mereka makanan yang dihalalkan bagi mereka sebelumnya.



Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Yazid Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Amr yang mengatakan bah­wa Ibnu Abbas membaca ayat ini dengan bacaan:
طَيِّبَاتٍ كَانَتْ أُحِلَّتْ لَهُمْ
beberapa jenis makanan yang dahulunya dihalalkan bagi mereka.

Pengharaman ini adakalanya bersifat qadri atas kemauan mereka sen­diri. Dengan kata lain, pada mulanya Allah memberikan keleluasaan kepada mereka, tetapi ternyata mereka melakukan penakwilan dalam kitab mereka; mereka mengubah dan mengganti banyak hal yang di­halalkan bagi mereka. Kemudian mereka mengharamkannya atas diri­nya sendiri yang akibatnya mempersulit dan mempersempit diri mere­ka sendiri.

Adakalanya pengharaman ini bersifat syar'i. Dengan kata lain, Allah SWT mengharamkan kepada mereka di dalam kitab Taurat ba­nyak hal yang dahulunya dihalalkan kepada mereka sebelum itu. Se­perti yang disebutkan oleh Allah SWT. melalui firman-Nya:

كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنزلَ التَّوْرَاةُ

Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebe­lum Taurat diturunkan. (Ali Imran: 93)



Dalam pembahasan yang lalu mengenai tafsir ayat ini disebutkan bah­wa makna yang dimaksud ialah semua jenis makanan adalah halal se­belum Taurat diturunkan, kecuali apa yang diharamkan oleh Nabi Yaqub untuk dirinya sendiri dari daging unta dan air susunya. Kemudian Allah SWT. mengharamkan banyak jenis makanan di dalam kitab Taurat, seperti yang disebutkan di dalam surat Al-An'am melalui firman-Nya:

وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلا مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَا أَوِالْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِبَغْيِهِمْ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ



"Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala bina­tang yang berkuku dari sapi dan domba. Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang mele­kat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Ka­mi adalah Mahabenar." (Al-An'am: 146)



Dengan kata lain, Kami haramkan atas mereka hal tersebut karena mereka memang berhak menerimanya disebabkan kezaliman, kedur­hakaan mereka, dan mereka selalu menentang rasul mereka serta ba­nyak bertanya kepadanya. Karena itulah dalam surat An-Nisa ini dise­butkan oleh firman-Nya:
فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا



"Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haram­kan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang da­hulunya) dihalalkan bagi mereka dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah." (An-Nisa: 160)



Yakni mereka menghalang-halangi manusia dan diri mereka sendiri dari mengikuti perkara yang hak. Sikap tersebut merupakan watak mereka sejak zaman dahulu hingga sekarang tanpa ada perubahan. Karena itulah mereka adalah musuh para rasul; mereka banyak mem­bunuh nabi-nabi, juga mendustakan Nabi Isa a.s. dan Nabi Muham­mad Saw.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tafsir Q.S  An-Nisa ayat 161


وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْنُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا 161

"Disebabkan mereka memakan riba. padahal sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih." (Q.S An-Nisa : 161)

Allah SWT telah melarang mereka melakukan riba, tetapi mereka menjalankannya dan menjadikannya sebagai pekerjaan mereka, lalu mereka melakukan berbagai macam kilah dan pengelabuan untuk me­nutupinya, dan mereka memakan harta orang lain dengan cara yang batil.

Dari penjelasan Tafsir Q.S An-Nisa ayat 160-161 dapat disimpulkan beberapa hal :
  1. Perbuatan orang-orang Yahudi yang zalim, durhaka dan aniaya serta banyak menghalangi manusia dari jalan Allah maka Allah mengharamkan apa yang dahulu dihalalkan. Mereka melakukan penakwilan dalam kitab mereka, mengubah dan mengganti banyak hal yang di­halalkan bagi mereka. Kemudian mereka mengharamkannya atas diri­nya sendiri yang akibatnya mempersulit dan mempersempit diri mere­ka sendiri. 
  2. Riba telah dilarang sejak dahulu khususnya kepada umat Yahudi melalui seluruh agama Samawi.
  3. Janganlah kita berbuat seperti orang-orang Yahudi yang menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah, itu akan mempersulit dan mempersempit diri dan orang-orang yang mengerjakannya, karena sejatinya setiap apa yang telah Allah haramkan dan halalkan merupakan suatu yang terbaik bagi manusia. 
  4. Janganlah kita berbuat seperti orang-orang Yahudi yang mengelabuhi dan menutupi riba dengan berbagai kilah dan pengelabuahan untuk menipu orang-orang, karena orang yang berbuat demikian layaknya orang Yahudi yang kelak akan mendapat siksa yang pedih.
Sumber :
  1. Tafsir Ibnu Katsir
  2. ibnukatsironline.com
Allahu A'lam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel