Tafsir Ayat Riba Menurut Sayyid Quthb Surat Al Baqarah ayat 275 - 281
Minggu, 20 Oktober 2019
Q.S Al Baqarah ayat 275
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 275
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu karena mereka berkata (berpendapat) bahwa sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (Q.S AL Baqarah : 275)
Q.S Al Baqarah ayat 276
276 يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (Q.S Al Baqarah 276)
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ 277
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan salat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Q.S Al Baqarah : 277)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ 278
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman." (Q.S Al Baqarah 278)
Q.S Al Baqarah ayat 279
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ 279
"Maka jika kalian tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertobat (dari pengambilan riba), maka bagi kalian pokok harta kalian; kalian tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (Q.S Al Baqarah 279)
وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ 280
"Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui." (Q.S Al Baqarah 280)
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ 281
"Dan peliharalah diri kalian dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kalian semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedangkan mereka sedikit pun tidak dianiaya."
Ringkasan Tafsir Q.S Al Baqarah ayat 275 - 281 menurut Sayyid Quthb
- Riba merupakan suatu hal yang kontradiktif dengan sedekah. Sedekah adalah suatu pemberian, kedermawanan, suatu yang bersih dan suci, perbuatan tolong menolong, murah hati, kasih sayang dan bentuk solidaritas tanpa mengharap ganti rugi atau imbalan. Sedang riba adalah suatu bentuk kekikiran, kotor, buruk, jorok, egois, keji, individualis, tidak berperasaan dan menjijikkan dengan tambahan yang haram yang dapat mengeraskan hati dan menghancurkan manusia.
- Riba adalah perbuatan yang paling ditentang dalam Islam, tidak ada ancaman Allah yang lebih keras daripada ancaman terhadap riba.
- Allah menghendaki kehidupan dan sistem ekonomi yang berlandaskan kasih sayang dan keadilan bukan sistem riba yang penuh dengan penindasan, kejahatan dan tidak berperasaan.
- Allah yang mengatur setiap rezki manusia. Allah membuat aturan agar setiap manusia saling menolong dan memberi sedekah dan zakat dari rezeki yang telah dianugerahkan, Allah juga mensyaratkan untuk hidup sederhana, berimbang, tidak boros, kikir dan tidak konsumtif dalam mengelola rizki. Dalam mencari dan mengembangkan rezki juga dilarang dengan cara zalim terhadap orang lain. Hal ini juga kontradiktif dengan riba.
- Riba seluruhnya bertentangan dengan kaidah dan konsep keimanan serta prinsip, tujuan dan akhlak yang dikehendaki Allah. Melalui sistem riba manusia bebas untuk mencari dan mengembangkan hartanya meskipun dengan menindas, menghancurkan dan menyengsarangan orang serta bebas menikmatinya sesuai yang diinginkan.
- Dampak riba akan menyebabkan manusia mengalami kemunduran baik dari segi etika, psikologis dan moral yang menyebabkan terjadi penyimpangan ekonomi, keuangan dan terjadi monopoli.
- Para pelaku riba yang memakan bunga sejatinya sudah tidak memiliki prinsip beragama, akhlak, dan moral secara umum. Mereka akan terus mencari berbagai cara untuk meningkatkan eklpoitasinya seperti memberi bantuan dan proyek palsu serta berbagai jebakan lain termasuk doktrin bahwa fondasi ekonomi adalah riba dan sistem ribalah yang membuat peradaban maju.
- Orang riba yang kerasukan setan lantaran penyakit gila dapat diilustrasikan sesuai dengan realitas kehidupan, mereka tersesat seakan lupa daratan seperti orang gila, gelisah, tidak tenang seakan tidak mendapat pijakan yang tetap.
- Semua bentuk riba dan turunannya haram selama bentuk turunannya menggandung unsur dasar riba atau terdapat karakteristik pemikiran riba yaitu pemikiran yang mementingkan dirinya sendiri, serakah, individualis, spekulatif dan pemikiran untuk memperoleh keuntungan dengan berbagai cara.
- Riba dengan peradaban materialisme tidak membawa kehidupan menjadi lebih mudah, tidak mengurangi penderitaan dan meringankan kesusahan namun justru membuat kosongnya jiwa, hilangnya tujuan, tersesat, merana hingga hilanglah kebahagian, ketenangan, kepuasan dan kestabilan yang hakiki.
- Banyak yang menyamakan jual beli dan riba karena sama-sama memberi manfaat dan keuntungan namun keduanya sangat berbeda. Perbedaan mendasar antara jual beli dan riba adalah adanya potensi untung dan rugi. Jual beli mempunyai potensi untung dan rugi berdasarkan keterampilan, kesungguhan dan kondisi ekonomi, sedang riba tidak memiliki potensi rugi kareba terdapat jaminan keuntungan bagaimanapun kondisinya. Semua transaksi yang didalamnya terdapat jaminan keuntungan di dalam kondisi dan cara apa pun adalah transaksi riba.
- Masyarakat yang hidup dengan riba maka tidak akan mendapatkan ketenangan, kegembiraan dan keberkahan. Berkah bukan diukur besarnya harta namun nikmatnya keteangan dengan pendapatan yang ada. Berbeda dengan masyarakat yang oenuh solidaritas dan saling tolong menolong melalui sedekah dan zakat dengan penuh ketentraman, kasih sayang, toleransi, penerimaan dan cinta.
- Orang yang tetap bersikeras memakan riba maka ia termasuk golonga kafir dan para pendosa (Al Baqarah ayat 276).
- Pentingnya menjalankan perintah zakat sebagai bentuk solusi riba. Zakat yang hanya mengambil 2,5% harta namun mempunyai dampak yang sangat besar. Dampak yang paling utama dari perintah zakat adalah semangat untuk memiliki rasa saling tolong menolong, tanggung jawab dan solidaritas dalam masyarakat.
- Allah mengancam pemakan riba dengan ketakutan, kesedihan, kebinasaan, kehancuran, kegilaan, kesesatan dan keresahan (Al Baqarah ayat 277).
- Tidak disebut orang yang beriman tanpa ketaatan dalan meninggalkan riba.
- Riba yang dilaksanakan sebelum turun larangan riba maka urusannya dikembalikan kepada Allah SWT, inilah kebijaksanaan Allah agar tidak terjadi guncangan perekonomian dan permasalahan sosial yang besar.
- Pernyataan perang dari Allah dan RasulNya bersifat lebih umum dibanding pernyataan perang dengan mengangkat senjata dan pedang. Perang yang mengejutkan dan sangat menakutkan. Perang melawan kecurangan dan kezaliman. Perang antar bangsa bermula dari riba, sehingga Allah dan RasulNya telah mengumumkan dahuku perang dengan pelaku riba. Perang sebagaimana Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengakhiru semua bentuk riba pada saat pembebasan kota Mekkah dan sebagaimana Abu Bakar ra yang memerangi orang yang tidak mau membayar zakat (Al Baqarah ayat 279).
- Seharusnya ada keadilan dengan tidak menzalimi baik untuk debitur maupun kreditur melalui pengembangan harta yang benar seperti melalui kerjasama bagi hasil atau mudharabah dan saham langsung tampa monopoli (Al Baqarah ayat 279).
- Memberikan tangguh hutang sangat dianjurkan dan merupakan wujud rasa kasih sayang Allah SWT bagi orang yang memberi hutang, orang yang berhutang dan seluruh manusia (Al Baqarah ayat 280).
- Memberi bantuan atau menyedekahkan kepada para korban riba sangat penting. Jangan sampai kita yang diberikan kelebihan rezeki terbawa kepada sifat materialistis, acuh dan kikir, hingga para korban riba terpaksa terus menerus memakan riba (Al Baqarah ayat 280).
- Saat hari pembalasan tiba, memberi tangguh atau menyedekahkan hutang adalah penghapus dosa yang sangat berarti (Al Baqarah ayat 281).
Sayyid Quthb., Tafsir Ayat-Ayat Riba., 2018, Cetakan Pertama, Wali Pustaka, Jakarta.
Allahu A'lam