Tafsir Ayat Riba Menurut Sayyid Quthb Surat Ali Imran ayat 130-136

Tafsir Ayat Riba Menurut Sayyid Quthb Surat Ali Imran ayat 130-136


Q.S Al Imran ayat 130
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَوا أَضْعافاً مُضاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 130 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian mendapat keberuntungan."  (Q.S Al Imran : 130)

Q.S Al Imran ayat 131
131 وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكافِرِينَ

"Dan peliharalah diri kalian dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. "  (Q.S Al Imran : 131)

Q.S Al Imran ayat 132

 132وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kalian diberi rahmat."  (Q.S Al Imran : 132)

Q.S Al Imran ayat 133
133 وَسارِعُوا إِلى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّماواتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa."  (Q.S Al Imran : 133)

Q.S Al Imran ayat 134
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ 134

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."  (Q.S Al Imran : 134)

Q.S Al Imran ayat 135
وَالَّذِينَ إِذا فَعَلُوا فاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ  135 

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengumpuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui."  (Q.S Al Imran : 135)

Q.S Al Imran ayat 136
أُولئِكَ جَزاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ خالِدِينَ فِيها وَنِعْمَ أَجْرُ الْعامِلِينَ 136

"Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal."  (Q.S Al Imran : 135)

Ringkasan Tafsir Q.SAn-Nisa ayat 160-161 menurut Sayyid Quthb 
  1. Pentingnya memahami riba dan sistem Islam serta korelasi dengan kehidupan manusia.
  2. Riba berlipat ganda merupakan deskripsi bagi fakta bukan syarat hukum, sehingga berapapun kecilnya bunga tetap riba.
  3. Riba berlipat ganda pada prinsipnya adalah praktek yang berulang, kompleks dan akan senantiasa berkembang mengikuti perkembangan zaman.
  4. Hakikatnya riba bukan sekedar atribut sejarah namun merupakan sebuah sistem yang menjijikkan berapapun bunganya.
  5. Tujuan utama sistem riba adalah menyengsarakan umat manusia melaui perusakan spiritual, moral, sistem ekonomi dan politik. 
  6. Pelarangan riba dalam Q.S Al Imran ayat 130 diikuti dengan ayat tentang orang yang beriman dan bertaqwa yang mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat serta mereka yang menjauhi diri dari api neraka, hal ini menunjukan bahwa orang tidak akan memakan riba jika mereka benar-benar beriman dan bertakwa serta mereka yang menjauhi neraka.
  7. Tidak ada ketaatan sama sekali kepada Allah dan RasulNya di hati orang yang muncul niat untuk memakan riba bagaimanapun bentuknya.
  8. Bersegeralah mencari ampunan dari Allah bagi para pelaku riba dan raihlah surga bagi orang yang bertakwa yaitu mereka yang berinfaq ketika lapang dan sempit, menahan amarah, memaafkan, mencintai kebaikan, menginggat Allah dan bertaubat.
  9. Antara riba dan Infaq adalah suatu yang kontradiksi pada hubungan sosial dalam sistem ekonomi, seperti kontradiksinya riba dan sedekah serta riba dan ta'awun (tolong menolong).
  10. Infaq ketika lapang dan sempit sebagai bagian takwa menunjukkan seorang yang tidak terhasut oleh karakter nafsu yang tamak, pelit dan kikir.
  11. Hakikatnya perang dalam medan pertempuran dengan perang melawan riba dalam kehidupan adalah sama, kita harus mempunyai pasukan yang kuat yaitu pasukan yang memiliki rasa saling menanggung beban bersama, setia kawan, toleransi dan saling memaafkan terhadap kebencian dan kedengkian. 
  12. Pelaku riba yang telah melakukan dosa besar dan keji tidak seharusnya disingkirkan atau dijauhi, karena kasih sayang Allah maka kita juga harus turut mengasihi, mereka bukan orang yang paling hina, mereka melakukan riba karena tekanan hidupnya yang berat atau gejolak nafsu sesaat,  mereka masih bisa menjadi orang yang paling tinggi derajatnya jika menjadi orang yang bertakwa, Allah tidak menutup pintu taubat selama mereka kembali mengingat Allah, memohon ampunan, tidak meneruskan perbuatan riba, menyadari bahwa riba adalah perbuatan salah dan terlarang, tidak merasa senang dan bangga dengan riba dan akhirnya menyerahkan diri dan tunduk kepada Allah. 
Sumber :
Sayyid Quthb., Tafsir Ayat-Ayat Riba., 2018, Cetakan Pertama, Wali Pustaka, Jakarta.

Allahu A'lam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel