Kenapa di Akhir Zaman Semakin Banyak Orang yang Melakukan Riba?
Jumat, 31 Januari 2020
Kenapa di akhir zaman semakin banyak orang yang melakukan riba?
Jawaban SRM
Sahabat SRM, kita hidup di akhir zaman dimana riba telah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Riba menyebar baik ke masyarakat golongan atas maupun bawah, menyebar baik ke masyarakat tidak berpendidikan maupun berpendidikan. Kini hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat telah terjangkit riba bahkan mereka yang berusaha menjauh dari ribapun masih terkena debu riba. Inilah bukti bahwa kita saat ini telah memasuki akhir zaman. Inilah pentingnya menjalankan pesan riba di akhir zaman.
Rasulullah bersabda: "Akan tiba masanya, kamu tidak akan dapat menjumpai seorang pun di dunia ini yang tidak akan memakan riba. Dan sekalipun jika seseorang menyatakan bahwa dia tidak memakan riba, ia tetap terkena debu riba." (H.R Abu Daud)
Banyak sekali faktor yang menyebabkan orang di akhir zaman berbondong-bondong dengan mudahnya terjebak ke dalam riba. Berikut beberapa faktor penyebabnya:
Salah satu faktor semakin tersebar luasnya riba adalah banyak presepsi masyarakat yang salah tentang riba. Banyak pihak yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat dengan menanamkan presepsi yang salah tentang riba. Presepsi yang salah tentang riba terus diluncurkan oleh pihak tertentu agar masyarakat beranggapan bahwa riba sesuatu yang halal, biasa, modern dan kekinian.
Ketika banyak presepsi yang salah tentang riba maka banyak orang masuk kedalam perangkap riba karena terhipnotis oleh presepsi. Riba dianggap sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman, akibatnya banyak yang menghalalkan riba demi menjawab tantangan zaman. Sedikit demi sedikit larangan riba telah ditinggalkan dan keharaman riba dianggap sebagai suatu yang aneh, asing dan ketinggalan zaman.
"Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim).
Semakin dekatnya akhir zaman ditandai dengan diangkatnya ilmu oleh Allah SWT dengan cara diwafatkannya para ulama bersama dengan ilmunya. Sedikit demi sedikit cahaya kebenaran tentang riba yang menerangi umat setelah diwafatkannya para ulama hilang dan perlahan padam. Hanya tinggal sedikit ulama akhir zaman yang dapat memancarkan cahaya kebenaran yang hakiki.
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain.” (Muttafaqun ‘alaih).
Salah satu ilmu yang mulai hilang dikalangan umat adalah tentang Pelajaran Dibalik Hadis Komoditi dan Hewan Ternak. Ketika ilmu tentang riba hilang maka dengan sendirinya akan menyebar. Larangan riba hanya tinggal cerita dan sejarah.
Semakin menyebarluasnya riba juga dipengaruhi faktor semakin berkurangnya dakwah dalam masyarakat. Masyarakat melakukan riba karena banyak yang belum mengetahui definisi riba, tahapan-tahapan pelarangan riba, dampak dan dosa riba serta solusinya sehingga banyak yang melakukan riba tapi tidak menyadari bahwa yang dilakukan termasuk riba karena salah memahami riba. Lihatlah saat khutbah sholat jum'at berapa persen seruan tentang riba.
Hedonisme dan cinta dunia yang kini dibumbui dengan budaya konsumtif telah menjadi sebuah budaya baru masyarakat zaman sekarang dan benar-benar telah menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat yang ada. Budaya hedonisme cinta dunia akan membuat masyarakat rela melakukan apa saja demi memenuhi hasrat dan nafsu kesenangan dunianya, apalagi hanya sekedar melakukan riba, jelas itu tidak menjadi masalah bahkan justru dibanggakan.
Budaya hedonisme cinta dunia menjadi salah satu faktor utama maraknya praktek riba zaman sekarang. Masyarakat sekarang kini telah bangga dengan praktik riba untuk sekedar berburu akan hunian, kendaraan, fashion, jam tangan dan handphone terbaru. Status atau derajat masyarakat telah berubah dan kini dinilai berdasarkan banyaknya harta, tingkat kemewahan dan luas kekuasaanya. Hingga akhirnya masyarakat saling berlomba lomba melalui berbagai cara untuk menunjukan kelas, status dan derajatnya. Semua masyarakat berkeinginan memiliki standar kemewahan tertentu yang harus dicapai agar bisa memiliki status atau derajat yang standar. Agar bisa mencapai standar kemewahan tersebut, masyarakat rela untuk melakukan apa saja termasuk dengan melakukan riba
Allahu A'lam
sumber : Diolah dari berbagai sumber
Jawaban SRM
Sahabat SRM, kita hidup di akhir zaman dimana riba telah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Riba menyebar baik ke masyarakat golongan atas maupun bawah, menyebar baik ke masyarakat tidak berpendidikan maupun berpendidikan. Kini hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat telah terjangkit riba bahkan mereka yang berusaha menjauh dari ribapun masih terkena debu riba. Inilah bukti bahwa kita saat ini telah memasuki akhir zaman. Inilah pentingnya menjalankan pesan riba di akhir zaman.
Rasulullah bersabda: "Akan tiba masanya, kamu tidak akan dapat menjumpai seorang pun di dunia ini yang tidak akan memakan riba. Dan sekalipun jika seseorang menyatakan bahwa dia tidak memakan riba, ia tetap terkena debu riba." (H.R Abu Daud)
Banyak sekali faktor yang menyebabkan orang di akhir zaman berbondong-bondong dengan mudahnya terjebak ke dalam riba. Berikut beberapa faktor penyebabnya:
1. Banyak presepsi salah tentang riba
Salah satu faktor semakin tersebar luasnya riba adalah banyak presepsi masyarakat yang salah tentang riba. Banyak pihak yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat dengan menanamkan presepsi yang salah tentang riba. Presepsi yang salah tentang riba terus diluncurkan oleh pihak tertentu agar masyarakat beranggapan bahwa riba sesuatu yang halal, biasa, modern dan kekinian.
Ketika banyak presepsi yang salah tentang riba maka banyak orang masuk kedalam perangkap riba karena terhipnotis oleh presepsi. Riba dianggap sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman, akibatnya banyak yang menghalalkan riba demi menjawab tantangan zaman. Sedikit demi sedikit larangan riba telah ditinggalkan dan keharaman riba dianggap sebagai suatu yang aneh, asing dan ketinggalan zaman.
"Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim).
2. Ilmu riba sedikit demi sedikit diangkat
Semakin dekatnya akhir zaman ditandai dengan diangkatnya ilmu oleh Allah SWT dengan cara diwafatkannya para ulama bersama dengan ilmunya. Sedikit demi sedikit cahaya kebenaran tentang riba yang menerangi umat setelah diwafatkannya para ulama hilang dan perlahan padam. Hanya tinggal sedikit ulama akhir zaman yang dapat memancarkan cahaya kebenaran yang hakiki.
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain.” (Muttafaqun ‘alaih).
Salah satu ilmu yang mulai hilang dikalangan umat adalah tentang Pelajaran Dibalik Hadis Komoditi dan Hewan Ternak. Ketika ilmu tentang riba hilang maka dengan sendirinya akan menyebar. Larangan riba hanya tinggal cerita dan sejarah.
3. Hilangnya dakwah riba
Semakin menyebarluasnya riba juga dipengaruhi faktor semakin berkurangnya dakwah dalam masyarakat. Masyarakat melakukan riba karena banyak yang belum mengetahui definisi riba, tahapan-tahapan pelarangan riba, dampak dan dosa riba serta solusinya sehingga banyak yang melakukan riba tapi tidak menyadari bahwa yang dilakukan termasuk riba karena salah memahami riba. Lihatlah saat khutbah sholat jum'at berapa persen seruan tentang riba.
4. Penyakit hedonisme dan cinta dunia
Hedonisme dan cinta dunia yang kini dibumbui dengan budaya konsumtif telah menjadi sebuah budaya baru masyarakat zaman sekarang dan benar-benar telah menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat yang ada. Budaya hedonisme cinta dunia akan membuat masyarakat rela melakukan apa saja demi memenuhi hasrat dan nafsu kesenangan dunianya, apalagi hanya sekedar melakukan riba, jelas itu tidak menjadi masalah bahkan justru dibanggakan.
Budaya hedonisme cinta dunia menjadi salah satu faktor utama maraknya praktek riba zaman sekarang. Masyarakat sekarang kini telah bangga dengan praktik riba untuk sekedar berburu akan hunian, kendaraan, fashion, jam tangan dan handphone terbaru. Status atau derajat masyarakat telah berubah dan kini dinilai berdasarkan banyaknya harta, tingkat kemewahan dan luas kekuasaanya. Hingga akhirnya masyarakat saling berlomba lomba melalui berbagai cara untuk menunjukan kelas, status dan derajatnya. Semua masyarakat berkeinginan memiliki standar kemewahan tertentu yang harus dicapai agar bisa memiliki status atau derajat yang standar. Agar bisa mencapai standar kemewahan tersebut, masyarakat rela untuk melakukan apa saja termasuk dengan melakukan riba
Allahu A'lam
sumber : Diolah dari berbagai sumber