Totalitas Soal Niat
Kamis, 23 Januari 2020
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Air zam-zam, berkhasiat sesuai niat peminumnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
KEKUATAN NIAT
Sahabat SRM, niat lebih utama daripada amal, setiap amal bergantung pada niat, diterima atau tidaknya amal sangat bergantung pada niat, seorang mendapat buah dari amal bergantung kepada niat, cepat tidaknya penyelesaian sebuah masalah juga sangat tergantung kepada niat.
"Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.” (H.R Baihaqi)
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan” (HR Bukhari & Muslim)
Niat memiliki sebuah kekuatan yang kadang bisa diluar nalar dan logika manusia. Dengan izin Allah niat juga bisa mempengaruhi alam sekitar.
Sahabat pernah mendengar kisah tetang air zam zam yang dapat dijadikan sebagai obat, sebagai makanan yang mengenyangkan, sebagai penguat hafalan dan berbagai hasiat lain hanya dengan meniatkan sesuai yang diinginkan.
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Air zam-zam, berkhasiat sesuai niat peminumnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Dengan izin Allah niat ketika akan meminum air zam zam dapat mempengaruhi khasiat air tersebut ketika akan diminum.
Dalam hadis dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan pengalamannya ketika di Masjidil haram selama sebulan, tanpa bekal makanan apapun. Abu Dzar hanya minum air zam-zam dan itu sudah mencukupi untuk menjadi bekal hidup baginya, bahkan sampai dia bertambah gemuk.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Air zam-zam itu air yang diberkahi. Makanan yang mengenyangkan." (HR. Muslim).
Dalam riwayat Thayalisi, terdapat tambahan, “Zam-zam juga obat bagi penyakit.” (Musnad at-Thayalisi, 459).
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ketika minum zam-zam, beliau berdoa,
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas dan obat dari setiap penyakit. (HR. Abdurrazaq 9112)
Al-Hafidz Ibnu Hajar, beliau termotivasi untuk memiliki hafalan seperti Imam Ad-Dzahabi.
Diceritakan oleh as-Suyuthi, bahwa al-Hafidz Ibnu Hajar pernah mengatakan, Aku minum air zam-zam agar bisa memiliki kekuatan hafalan seperti ad-Dzahabi.
Kata as-Suyuthi, “Beliaupun memiliki tingkat hafalan seperti itu dan bahkan ditambah lagi oleh Allah.” (Thabaqat al-Huffadz, 1/109).
Pengalaman Ibnul Qoyim, Saya dan teman-teman saya telah berulang kali mencoba berobat dengan air zam-zam, dan kami mendapatkan hasil yang luar biasa. Saya mengobati berbagai penyakit dan saya bisa sembuh dengan izin Allah. (Zadul Ma’ad, 4/319).
Niat memiliki kekuatan untuk mengubah kondisi, keadaan, ujian dan masalah. Allah akan mengubah keadaan, ujian dan masalah sesuai apa yang diniatkannya. Allah tergantung niat dan prasangka hambaNya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah selalu merealisasikan pransangka dan niat hambaNya
Bagaimana niat dan prasangka hambaNya begitulah Allah.
Ketika niat dan prasangka merasa masalahnya paling berat dan susah untuk diselesaikan maka akan dijadikan demikian.
Ketika niat dan prasangka merasa tidak bisa melunasi hutang riba dan hanya bisa gali lubang tutup lubang hutang maka akan dijadikan demikian.
Ketika niat dan prasangka merasa tidak bisa melunasi hutang riba selain menjual aset maka akan dijadikan demikian.
Ketika niat dan prasangka merasa tidak bisa membeli rumah dan kendaraan jika tidak menggunakan cara riba maka akan dijadikan demikian.
Ketika niat dan prasangka merasa tidak bisa menyekolahkan anak jika tidak menggunakan cara riba maka akan dijadikan demikian.
JENIS NIAT
Niat berdasarkan cakupan dapat digolonggakan menjadi 2 buah yaitu niat sempit dan niat luas. Sedang berdasarkan kemurniannya dapat digolonggakan menjadi 3 buah yaitu niat kotor, bercampur dan murni. Masing-masing niat dengan izin Allah memiliki tingkat kekuatan yang berbeda.
Niat berdasarkan cakupan:
Niat sempit adalah niat yang lingkupnya hanya untuk kepentingan dan kesenangan diri sendiri. Seperti niat bisnis hanya ingin menjadi kaya dan berharta, niat lunas hutang untuk diri sendiri, niat ingin berangkat umrah untuk diri sendiri, niat membangun rumah untuk diri sendiri, niat ingin sembuh penyakit untuk diri sendiri, niat ingin hafidz Quran untuk diri sendiri.
Niat luas adalah niat yang lingkupnya untuk kepentingan agama, untuk banyak orang, untuk maslahat dan manfaat banyak orang. Seperti niat melunasi hutang banyak orang, niat memberangkatkan umrah banyak orang, niat membangun rumah banyak orang, niat sembuh untuk membantu kesembuhan banyak orang, niat ingin mempunyai rumah tahfidz, niat bisnis ingin dapat menghidupi anak kurang mampu.
Niat berdasarkan kemurnian:
Niat bengkok adalah niat yang sama sekali tidak ada keinginan untuk mencari ridho Allah akan tetapi hanya mengejar nafsu pribadi dan kesenangan dunia. Niat seperti ini hanya memperoleh hasil sesuai dengan sebab-akibat sunatullah yang Allah telah tetapkan.
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia (saja) dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat apa yang telah mereka kerjakan di dunia dan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15 – 16)
Banyak amal kebaikan ketika bukan untuk mencari ridho Allah maka tidak akan diterima. Seperti niat bisnis hanya ingin punya banyak harta dan bisa bergaya, niat jihad hanya ingin disebut pahlawan, niat menuntut ilmu dan mengajarkannya hanya ingin disebut alim, niat sedekah hanya ingin disebut dermawan, niat sholat hanya ingin dipuji (riya'),
Rasulullah Shollallahu’alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya: ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman: ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Quran. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Quran hanyalah karena engkau.’ Allah berkata: ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Quran supaya dikatakan seorang qari’ (pembaca al-Quran yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya: ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab: ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman: ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” (HR. Muslim)
Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi: “Aku adalah yang paling tidak butuh kepada serikat, maka barangsiapa yang beramal suatu amalan untukKu lantas ia menserikatkan amalannya tersebut (juga) kepada selainKu, maka Aku berlepas diri darinya, dan ia untuk yang dia serikatkan.” (HR. Ibnu Majah)
Niat bercampur adalah niat yang telah bercampur antara mengharap ridho Allah dengan kepentingan lain yang bersifat dunia pada penghujungnya. Niat bercampur seperti ini tidak dilarang dalam Islam. Seperti seseorang yang berpuasa selain dengan mengharap ridho Allah juga mengharap untuk kesehatan. Allah SWT yang tidak melarang perjalanan ibadah haji yang juga ditujukan untuk berniaga atau berperang untuk memperoleh harta rampasan perang.
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu.” (QS. Al Baqarah: 198)
“Sesungguhnya apabila orang-orang yang berperang itu memperoleh harta rampasan, maka mereka mendapatkan terlebih dahulu dua pertiga balasannya (di dunia), dan jika tidak memperoleh apa-apa (harta rampasan), maka balasan bagi mereka menjadi utuh (di akhirat).” (HR. Muslim)
Niat lurus adalah niat yang tulus untuk menjadikan ridho Allah sebagai satu-satunya penggerak. Seluruh aktivitas hidup diniatkan hanya untuk menggapai ridho Allah.
“Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb seluruh alam.” (QS. Al An’aam: 162)
TOTALITASLAH SOAL NIAT
Sahabat SRM, niat itu sesuatu yang sangat penting. Masalah tidak hanya dapat diselesaikan dengan biasa tapi dengan total dan penuh keajaiban jika sudah didasarkan dengan niat yang total.
Apa yang dimaksud dengan totalitas niat itu???
Niat total itu niat yang LUAS dan LURUS, yaitu niat untuk agama, untuk keberkahan, untuk maslahat dan manfaat banyak orang yang semata-mata diniatkan untuk meraih RIDHO ALLAH, bukan niat yang sempit untuk diri sendiri, bukan sekedar niat soal harta dan materi, bukan niat untuk terkenal dan dipandang hebat, bukan niat sekedar lunas hutang untuk dirinya sendiri, bukan pula sekedar bebas riba untuk dirinya sendiri.
Bayangkan misal ada orang dermawan yang super kaya. Kemudian ada orang yang meminta tolong tapi meminta bantuan dana 1 M tapi niatnya hanya ingin untuk kepentingan sendiri, untuk kesenangan sendiri, untuk bisa pamer dan bergaya. Kira-kira diberikan bantuan tidak?
Berbeda jika niatnya untuk maslahat banyak orang, untuk hajat hidup banyak orang dan untuk kebaikan banyak orang. Kira - kira diberikan bantuan atau tidak?
Jangan hanya niat ingin melunasi hutangnya tapi niatkan untuk melunasi hutang banyak orang karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat ingin menjadi hafidz tapi niatkan untuk membuat banyak orang menjadi hafidz dengan membangun rumah tahfidz karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat bisnis ingin menafkahi keluarga tapi niatkan bisnis untuk menafkahi banyak keluarga karena mengharap ridho Allah.
Jangan niat hanya ingin bisa makan tapi niat agar bisa memberi banyak makan orang karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat ingin hilang kesusahannya tapi niat agar banyak membantu orang yang dalam kesusahan seperti yang dialaminya karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat ingin sembuh penyakit tapi niatkan sembuh penyakit agar bisa membantu orang yang sedang sakit seperti sakitnya karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat ini bisa umrah tapi niat agar bisa mengumrahkan banyak orang karena mengharap ridho Allah.
Ingatlah bahwa Allah tergantung niat dan prasangka hambaNya. Allah akan memberikan kekuatan dan jalan solusi yang penuh keajaiban jika niat hambanya sudah total yaitu LUAS dan LURUS bukan niat yang sempit atau bengkok.
Sahabat, silahkan intropeksi selama ini masalah tak kunjung selesai, hutang tak kunjung lunas, niatnya masih sempit, masih untuk kepentingan diri sindiri atau sudah total, sudah luas dan lurus untuk agama, untuk maslahat dan manfaat banyak orang semata-mata untuk meraih ridho Allah???
Punya hutang riba ingin lunas, niatnya sudah luas dan lurus atau masih sempit dan bengkok?
Punya masalah ingin selesai, niatnya sudah luas dan lurus atau masih sempit dan bengkok?
DOAKAN NIAT SEIAP PAGI
Sahabat SRM, niat harus didoakan secara istiqomah minimal setiap pagi sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau setiap selesai solat subuh selalu berdoa akan niat dan tujuan hidupnya.
"Dalam Musnad Imam Ahmad dan Sunan Ibnu Majah dari hadits Ummu Salamah r.ha, bahwa Rasulullah SAW ketika selesai salam dalam sholat shubuh beliau membaca;
Allaahumma inniy as-aluka ‘ilman naafi’an warizqon thoyyiban wa’amalan mutaqobbalan
“Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan baik serta amalan yang diterima oleh-Mu.” (H.R Ahmad dan Ibnu Majah)
Jika direnungkan kembali, do'a tersebut bukan hanya sekedar do'a, namun Rasulullah SAW hendak memberi pelajaran yang sangat berharga tentang pentingnya memiliki niat yang total dan niat yang selalu didoakan secara rutin setiap pagi.
Bayangkan beliau selalu memulai aktivitas sehari-hari dengan mendoakan tentang tiga niat utama dalam hidupnya yaitu niat ingin ilmunya bisa bermanfaat, niat ingin rizkinya baik dan niat ingin amalnya bisa diterima.
Niat utama Rasulullah SAW pada intinya adalah niat yang total untuk manfaat dan keberkahan. Ketika niat yang kita minta agar mendapat keberkahan, agar bermanfaat dan untuk kebaikan maka akan membuat jiwa, raga, hati dan pikiran menjadi fokus dan memiliki kekuatan dan semangat tersendiri yang tiada pernah padam untuk menggapainya, bahkan semangat bukan hanya datang dari diri sendiri namun juga orang dan lingkungan sekitarnya.
Doakanlah niat setiap pagi, mohonlah kepada Allah dengan memasrahkan diri, merendahkan diri dan memohon kekuatan dan pertolongannya-Nya, karena hanya atas izin Allah kekuatan niat akan membuat setiap masalah menjadi mudah untuk diselesaikan. Sungguh tiada daya dan kekuata tanpa izin Allah.
Teruslah doakan niat setiap pagi
Ya Allah mulai detik ini hamba jalani setiap langkah hidup ini, hamba niatkan bukan untuk kepentingan dan kesenangan diri sendiri bukan pula untuk niat selain karena mengharapkan ridha Mu.
Ya Allah Engkau Maha Pengampun, hamba menyadari bahwa ujian yang Engkau berikan karena dosa-dosa hamba, Ampunilah segala dosa hamba, hamba yakin bisa menyelesaikan ujian Mu ini, hamba niat menyelesaikan masalah hamba tidak untuk diri sendiri tapi untuk banyak orang, hamba juga ingin membantu menyelesaikan masalah orang yang sama dengan masalah hamba semata-mata untuk mengharap ridha Mu.
Ya Allah hamba niat menyelesaian hutang riba tidak untuk diri sendiri tapi hamba niatkan juga untuk membantu menyelesaikan hutang riba banyak orang karena mengharap ridho Mu.
Ya Allah hamba ingin menyelenggarakan konsultasi hutang riba gratis dan hamba ingin banyak berbagi dengan orang yang sedang kesusahan hutang.
Ya Allah hamba niat berbisnis tidak untuk menumpuk harta atau bergaya, hamba niat tetap hidup sederhana dan akan menggunakan keuntungan bisnis hamba untuk manfaat dan maslahat umat, untuk bisa berbagi makanan gratis setiap jumat, untuk bisa membantu pembangunan mushola setiap minggu, untuk bisa membantu orang yang sedang sakit karena mengharap ridho Mu.
Sahabat SRM, sungguh Allah Maha Mengetahui dan tau siapa hamba yang doanya benar-benar LUAS dan LURUS, benar-benar TULUS dan YAKIN dari hati, bukan hanya sekedar doa dari mulut dan hanya sekedar angan-angan, tapi doa dari lubuk hati dengan keyakinan yang kuat akan dikabulkan. Pastikan bahwa niat yang didoakan bukan hanya sekedar untuk diri sendiri atau keluarga saja tapi niat yang LUAS dan LURUS sehingga niat dan doanya akan dipandang baik, manfaat dan maslahat oleh Allah.
“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahulilah bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dari seorang hamba yang hatinya lalai.” (HR. Turmidzi).
Silahkan tuliskan niat dalam bentuk doa. Setiap doa pasti dikabulkan dan dikabulkannya doa sesuai dengan apa yang diniatkan. Istiqomahlah untuk mendoakan dan mengazmkannya setiap hari khususnya ketika pagi hari selepas subuh. Berdoalah sampai hati bergetar. Ketika sahabat menjalankannya maka akan menghasilakan niat yang kuat, akan datang banyak keajaiban penyelesain masalah dan akan diilhamkan banyak jalan solusi sehingga tidak membuang banyak sumber daya.
KEKUATAN NIAT DARI KISAH NABI
Sahabat SRM, dalam Al Quran terdapat banyak kisah para nabi Allah tentang kekuatan niat yang dapat mendatangkan mukjizat dan keajaiban dalam setiap ujian dan masalah. Kesulitan, ganguan dan ujian yang dialami para nabi harus direnungkan agar bisa diambil hikmah dan pelajaran.
Perhatikan kisah nabi Musa a.s dan kaumnya saat dikejar Fir'aun dan bala tentaranya. Nabi Musa a.s diperintahkan Allah untuk pergi bersama bani israel pada malam hari. Kemudian Fir'aun dan bala tentaranya mengejarnya hingga akhirnya nabi Musa a.s menemui jalan buntu di depan lautan luas. Dalam kondisi seperti ini nabi Musa a.s tidak khawatir karena sesungguhnya Allah SWT, Dialah yang telah memerintahkan nabi Musa a.s untuk berjalan ke arah ini bersama kalian, sedangkan Dia tidak akan mengingkari janjiNya (Tafsir Ibnu Katsir). Hingga Allah memerintahkan untuk memukulkan tongkatnya dan dengan izin Allah lautpun terbelah.
"Dan sungguh, telah kami wahyukan kepada Musa, 'Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatku) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam). Kemudian Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.'' (Q.S Thaaha : 77-78)
"Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” Musa menjawab, "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Lalu Kami wahyukan kepada Musa "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang." (Q.S Asy-Syu'ara' : 60-68)
Salah satu hal yang membuat nabi Musa a.s dapat melewati berbagai ujian bertubi-tubi yang datang termasuk ujian ketika menghadapi seorang Fir'aun yang telah mendeklarasikan dirinya sebagai Tuhan dengan segala keterbatasan nabi Musa a.s karena beliau telah meluaskan dan meluruskan niatnya. Nabi Musa a.s tidak menginginkan harta atau kekuasaan Fir'aun, tidak pula menginginkan dianggap pahlawan. Niat beliau hanya agar tauhid tegak di bumi Allah. Saat niat sudah luas dan lurus seberapa besar ujian dan hambatannya akan menjadi mudah dan mungkin untuk dilalui dan diselesaikan.
Perhatikan juga bagaimana kisah mengharukan dari nabi Zakaria a.s. yang belum dikaruniai seorang anak. Siang dan malam nabi Zakaria a.s tidak berhenti memanjatkan doa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Beliau tidak pernah putus asa untuk selalu meminta dan berdoa kepada Allah. Ia yakin meskipun istrinya mandul dan sudah lanjut usia Allah pasti akan mengabulkan doanya. Dan akhirnya Allah berkehendak dan istri Nabi Zakaria a.s yang sudah tua renta itu hamil. Setelah cukup usia kehamilannya maka lahirlah seorang putra yang di beri nama Yahya. Kisah Nabi Zakaria a.s tertulis dalam Q.S Maryam ayat 1 - 15. Renungkanlah bagaimana doa yang dipanjatkan Nabi Zakaria a.s
Ia Berkata ”Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku seorang yang diridhai”. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata : “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada seorang anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”. Allah berfirman :“Demikianlah”. Tuhan berfirman : “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”. (Q.S Maryam 4-9)
Jika direnungkan kembali Nabi Zakaria telah meluaskan dan meluruskan niatnya dalam doanya. Niat beliau ingin memiliki anak bukan sempit hanya sekedar untuk menyambungkan generasi, untuk warisan atau kekuasaan atau bahkan malu karena tidak mempunyai anak tapi niat beliau luas dan lurus karena beliau khawatir bila ia telah tiada tanpa meninggalkan seorang anak, maka kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemaksiatan dan kesalahan, bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat Nabi Musa a.s.
Dari kisah Musa a.s dan Zakaria a.s sahabat sudah mulai paham kan apa langkah pertama yang harus dilakukan?
Bukan dulu memikirkan bagaimana caranya melunasi hutang riba 10 M tapi meluruskan dan meluaskan niat. Apa niat saya melunasi hutang riba 10 M. Ketika niat sudah luas dan lurus maka seperti kisah nabi Musa a.s hal yang dalam logika tidak mungkin menjadi mungkin.
Ketika niat sudah luas dan lurus bukan berarti tanpa hambatan, justru lautan hambatan akan datang dari awal sampai akhir untuk menggoyahkan niat apakah masih luas dan lurus atau sudah sempit dan bengkok?.
Ketika Allah mendatangkan 1000 hambatan maka Allah juga akan mendatangkan 1000 jalan solusi selama niat masih luas dan lurus. Hambatan pasti akan datang untuk menguji kekuatan niat. Bahkan hambatan bisa menjadi jalan solusi penyelesaian. Seperti lautan yang menghadang perjalan Nabi Musa a.s yang menjadi solusi untuk tenggelamnya Fir'aun dan pasukannya.
Jadi mungkinkah melunasi hutang riba 10 M dalam kondisi keterbatasan, gaji pas pasan, untuk makan saja kadang susah?
Jelas mungkin selama niat sudah luas dan lurus.
Sangat mudah bagi Allah untuk menyelesaikan hutang riba bahkan dengan seketika tapi jika sahabat sudah meluaskan dan meluruskan niat.
Sahabat masih belum yakin jika niat memiliki kekuatan untuk menyelesaikan masalah, tidak cukup dengan kisah nabi Musa a.s dan nabi Zakaria a.s, silahkan cari banyak kisah nyata orang yang masalahnya dapat terselesaikan dengan penuh keajaiban ketika niat sudah luas dan lurus. Rata-rata mereka yang sukses menyelesaikan masalah dan sukses dalam kehidupan dunia dan akhiratnya adalah yang memiliki niat yang luas dan lurus, bukan niat sempit dan bengkok yang hanya untuk kepentingan sendiri.
PENUTUP
Sahabat SRM, niat yang total dan lurus harus terus didoakan minimal setiap pagi agar menjadi niat yang kuat, niat yang tidak mudah goyah dan bergeser karena berbagai hambatan yang ada. Ketika niat sudah luas dan lurus keluar dari hati maka ketika berdoa hati akan bergetar, ketika sudah ada jalan keluar hati juga bergetar dan bergetar ketika melihat orang lain bahagia.
Allahu A'lam.
Sahabat SRM, niat lebih utama daripada amal, setiap amal bergantung pada niat, diterima atau tidaknya amal sangat bergantung pada niat, seorang mendapat buah dari amal bergantung kepada niat, cepat tidaknya penyelesaian sebuah masalah juga sangat tergantung kepada niat.
"Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.” (H.R Baihaqi)
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan” (HR Bukhari & Muslim)
Niat memiliki sebuah kekuatan yang kadang bisa diluar nalar dan logika manusia. Dengan izin Allah niat juga bisa mempengaruhi alam sekitar.
Sahabat pernah mendengar kisah tetang air zam zam yang dapat dijadikan sebagai obat, sebagai makanan yang mengenyangkan, sebagai penguat hafalan dan berbagai hasiat lain hanya dengan meniatkan sesuai yang diinginkan.
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Air zam-zam, berkhasiat sesuai niat peminumnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Dengan izin Allah niat ketika akan meminum air zam zam dapat mempengaruhi khasiat air tersebut ketika akan diminum.
Dalam hadis dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan pengalamannya ketika di Masjidil haram selama sebulan, tanpa bekal makanan apapun. Abu Dzar hanya minum air zam-zam dan itu sudah mencukupi untuk menjadi bekal hidup baginya, bahkan sampai dia bertambah gemuk.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Air zam-zam itu air yang diberkahi. Makanan yang mengenyangkan." (HR. Muslim).
Dalam riwayat Thayalisi, terdapat tambahan, “Zam-zam juga obat bagi penyakit.” (Musnad at-Thayalisi, 459).
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ketika minum zam-zam, beliau berdoa,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas dan obat dari setiap penyakit. (HR. Abdurrazaq 9112)
Al-Hafidz Ibnu Hajar, beliau termotivasi untuk memiliki hafalan seperti Imam Ad-Dzahabi.
Diceritakan oleh as-Suyuthi, bahwa al-Hafidz Ibnu Hajar pernah mengatakan, Aku minum air zam-zam agar bisa memiliki kekuatan hafalan seperti ad-Dzahabi.
Kata as-Suyuthi, “Beliaupun memiliki tingkat hafalan seperti itu dan bahkan ditambah lagi oleh Allah.” (Thabaqat al-Huffadz, 1/109).
Pengalaman Ibnul Qoyim, Saya dan teman-teman saya telah berulang kali mencoba berobat dengan air zam-zam, dan kami mendapatkan hasil yang luar biasa. Saya mengobati berbagai penyakit dan saya bisa sembuh dengan izin Allah. (Zadul Ma’ad, 4/319).
Niat memiliki kekuatan untuk mengubah kondisi, keadaan, ujian dan masalah. Allah akan mengubah keadaan, ujian dan masalah sesuai apa yang diniatkannya. Allah tergantung niat dan prasangka hambaNya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah selalu merealisasikan pransangka dan niat hambaNya
Bagaimana niat dan prasangka hambaNya begitulah Allah.
Ketika niat dan prasangka merasa masalahnya paling berat dan susah untuk diselesaikan maka akan dijadikan demikian.
Ketika niat dan prasangka merasa tidak bisa melunasi hutang riba dan hanya bisa gali lubang tutup lubang hutang maka akan dijadikan demikian.
Ketika niat dan prasangka merasa tidak bisa melunasi hutang riba selain menjual aset maka akan dijadikan demikian.
Ketika niat dan prasangka merasa tidak bisa membeli rumah dan kendaraan jika tidak menggunakan cara riba maka akan dijadikan demikian.
Ketika niat dan prasangka merasa tidak bisa menyekolahkan anak jika tidak menggunakan cara riba maka akan dijadikan demikian.
JENIS NIAT
Niat berdasarkan cakupan dapat digolonggakan menjadi 2 buah yaitu niat sempit dan niat luas. Sedang berdasarkan kemurniannya dapat digolonggakan menjadi 3 buah yaitu niat kotor, bercampur dan murni. Masing-masing niat dengan izin Allah memiliki tingkat kekuatan yang berbeda.
Niat berdasarkan cakupan:
Niat sempit adalah niat yang lingkupnya hanya untuk kepentingan dan kesenangan diri sendiri. Seperti niat bisnis hanya ingin menjadi kaya dan berharta, niat lunas hutang untuk diri sendiri, niat ingin berangkat umrah untuk diri sendiri, niat membangun rumah untuk diri sendiri, niat ingin sembuh penyakit untuk diri sendiri, niat ingin hafidz Quran untuk diri sendiri.
Niat luas adalah niat yang lingkupnya untuk kepentingan agama, untuk banyak orang, untuk maslahat dan manfaat banyak orang. Seperti niat melunasi hutang banyak orang, niat memberangkatkan umrah banyak orang, niat membangun rumah banyak orang, niat sembuh untuk membantu kesembuhan banyak orang, niat ingin mempunyai rumah tahfidz, niat bisnis ingin dapat menghidupi anak kurang mampu.
Niat berdasarkan kemurnian:
Niat bengkok adalah niat yang sama sekali tidak ada keinginan untuk mencari ridho Allah akan tetapi hanya mengejar nafsu pribadi dan kesenangan dunia. Niat seperti ini hanya memperoleh hasil sesuai dengan sebab-akibat sunatullah yang Allah telah tetapkan.
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia (saja) dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat apa yang telah mereka kerjakan di dunia dan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15 – 16)
Banyak amal kebaikan ketika bukan untuk mencari ridho Allah maka tidak akan diterima. Seperti niat bisnis hanya ingin punya banyak harta dan bisa bergaya, niat jihad hanya ingin disebut pahlawan, niat menuntut ilmu dan mengajarkannya hanya ingin disebut alim, niat sedekah hanya ingin disebut dermawan, niat sholat hanya ingin dipuji (riya'),
Rasulullah Shollallahu’alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya: ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab: ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman: ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Quran. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Quran hanyalah karena engkau.’ Allah berkata: ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Quran supaya dikatakan seorang qari’ (pembaca al-Quran yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya: ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab: ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman: ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” (HR. Muslim)
Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi: “Aku adalah yang paling tidak butuh kepada serikat, maka barangsiapa yang beramal suatu amalan untukKu lantas ia menserikatkan amalannya tersebut (juga) kepada selainKu, maka Aku berlepas diri darinya, dan ia untuk yang dia serikatkan.” (HR. Ibnu Majah)
Niat bercampur adalah niat yang telah bercampur antara mengharap ridho Allah dengan kepentingan lain yang bersifat dunia pada penghujungnya. Niat bercampur seperti ini tidak dilarang dalam Islam. Seperti seseorang yang berpuasa selain dengan mengharap ridho Allah juga mengharap untuk kesehatan. Allah SWT yang tidak melarang perjalanan ibadah haji yang juga ditujukan untuk berniaga atau berperang untuk memperoleh harta rampasan perang.
“Sesungguhnya apabila orang-orang yang berperang itu memperoleh harta rampasan, maka mereka mendapatkan terlebih dahulu dua pertiga balasannya (di dunia), dan jika tidak memperoleh apa-apa (harta rampasan), maka balasan bagi mereka menjadi utuh (di akhirat).” (HR. Muslim)
“Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb seluruh alam.” (QS. Al An’aam: 162)
TOTALITASLAH SOAL NIAT
Sahabat SRM, niat itu sesuatu yang sangat penting. Masalah tidak hanya dapat diselesaikan dengan biasa tapi dengan total dan penuh keajaiban jika sudah didasarkan dengan niat yang total.
Apa yang dimaksud dengan totalitas niat itu???
Niat total itu niat yang LUAS dan LURUS, yaitu niat untuk agama, untuk keberkahan, untuk maslahat dan manfaat banyak orang yang semata-mata diniatkan untuk meraih RIDHO ALLAH, bukan niat yang sempit untuk diri sendiri, bukan sekedar niat soal harta dan materi, bukan niat untuk terkenal dan dipandang hebat, bukan niat sekedar lunas hutang untuk dirinya sendiri, bukan pula sekedar bebas riba untuk dirinya sendiri.
Bayangkan misal ada orang dermawan yang super kaya. Kemudian ada orang yang meminta tolong tapi meminta bantuan dana 1 M tapi niatnya hanya ingin untuk kepentingan sendiri, untuk kesenangan sendiri, untuk bisa pamer dan bergaya. Kira-kira diberikan bantuan tidak?
Berbeda jika niatnya untuk maslahat banyak orang, untuk hajat hidup banyak orang dan untuk kebaikan banyak orang. Kira - kira diberikan bantuan atau tidak?
Jangan hanya niat ingin melunasi hutangnya tapi niatkan untuk melunasi hutang banyak orang karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat ingin menjadi hafidz tapi niatkan untuk membuat banyak orang menjadi hafidz dengan membangun rumah tahfidz karena mengharap ridho Allah.
Jangan niat hanya ingin bisa makan tapi niat agar bisa memberi banyak makan orang karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat ingin hilang kesusahannya tapi niat agar banyak membantu orang yang dalam kesusahan seperti yang dialaminya karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat ingin sembuh penyakit tapi niatkan sembuh penyakit agar bisa membantu orang yang sedang sakit seperti sakitnya karena mengharap ridho Allah.
Jangan hanya niat ini bisa umrah tapi niat agar bisa mengumrahkan banyak orang karena mengharap ridho Allah.
Sahabat, silahkan intropeksi selama ini masalah tak kunjung selesai, hutang tak kunjung lunas, niatnya masih sempit, masih untuk kepentingan diri sindiri atau sudah total, sudah luas dan lurus untuk agama, untuk maslahat dan manfaat banyak orang semata-mata untuk meraih ridho Allah???
Punya masalah ingin selesai, niatnya sudah luas dan lurus atau masih sempit dan bengkok?
DOAKAN NIAT SEIAP PAGI
Sahabat SRM, niat harus didoakan secara istiqomah minimal setiap pagi sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau setiap selesai solat subuh selalu berdoa akan niat dan tujuan hidupnya.
"Dalam Musnad Imam Ahmad dan Sunan Ibnu Majah dari hadits Ummu Salamah r.ha, bahwa Rasulullah SAW ketika selesai salam dalam sholat shubuh beliau membaca;
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allaahumma inniy as-aluka ‘ilman naafi’an warizqon thoyyiban wa’amalan mutaqobbalan
“Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan baik serta amalan yang diterima oleh-Mu.” (H.R Ahmad dan Ibnu Majah)
Jika direnungkan kembali, do'a tersebut bukan hanya sekedar do'a, namun Rasulullah SAW hendak memberi pelajaran yang sangat berharga tentang pentingnya memiliki niat yang total dan niat yang selalu didoakan secara rutin setiap pagi.
Bayangkan beliau selalu memulai aktivitas sehari-hari dengan mendoakan tentang tiga niat utama dalam hidupnya yaitu niat ingin ilmunya bisa bermanfaat, niat ingin rizkinya baik dan niat ingin amalnya bisa diterima.
Niat utama Rasulullah SAW pada intinya adalah niat yang total untuk manfaat dan keberkahan. Ketika niat yang kita minta agar mendapat keberkahan, agar bermanfaat dan untuk kebaikan maka akan membuat jiwa, raga, hati dan pikiran menjadi fokus dan memiliki kekuatan dan semangat tersendiri yang tiada pernah padam untuk menggapainya, bahkan semangat bukan hanya datang dari diri sendiri namun juga orang dan lingkungan sekitarnya.
Doakanlah niat setiap pagi, mohonlah kepada Allah dengan memasrahkan diri, merendahkan diri dan memohon kekuatan dan pertolongannya-Nya, karena hanya atas izin Allah kekuatan niat akan membuat setiap masalah menjadi mudah untuk diselesaikan. Sungguh tiada daya dan kekuata tanpa izin Allah.
Teruslah doakan niat setiap pagi
Ya Allah mulai detik ini hamba jalani setiap langkah hidup ini, hamba niatkan bukan untuk kepentingan dan kesenangan diri sendiri bukan pula untuk niat selain karena mengharapkan ridha Mu.
Ya Allah Engkau Maha Pengampun, hamba menyadari bahwa ujian yang Engkau berikan karena dosa-dosa hamba, Ampunilah segala dosa hamba, hamba yakin bisa menyelesaikan ujian Mu ini, hamba niat menyelesaikan masalah hamba tidak untuk diri sendiri tapi untuk banyak orang, hamba juga ingin membantu menyelesaikan masalah orang yang sama dengan masalah hamba semata-mata untuk mengharap ridha Mu.
Ya Allah hamba niat menyelesaian hutang riba tidak untuk diri sendiri tapi hamba niatkan juga untuk membantu menyelesaikan hutang riba banyak orang karena mengharap ridho Mu.
Ya Allah hamba ingin menyelenggarakan konsultasi hutang riba gratis dan hamba ingin banyak berbagi dengan orang yang sedang kesusahan hutang.
Ya Allah hamba niat berbisnis tidak untuk menumpuk harta atau bergaya, hamba niat tetap hidup sederhana dan akan menggunakan keuntungan bisnis hamba untuk manfaat dan maslahat umat, untuk bisa berbagi makanan gratis setiap jumat, untuk bisa membantu pembangunan mushola setiap minggu, untuk bisa membantu orang yang sedang sakit karena mengharap ridho Mu.
Sahabat SRM, sungguh Allah Maha Mengetahui dan tau siapa hamba yang doanya benar-benar LUAS dan LURUS, benar-benar TULUS dan YAKIN dari hati, bukan hanya sekedar doa dari mulut dan hanya sekedar angan-angan, tapi doa dari lubuk hati dengan keyakinan yang kuat akan dikabulkan. Pastikan bahwa niat yang didoakan bukan hanya sekedar untuk diri sendiri atau keluarga saja tapi niat yang LUAS dan LURUS sehingga niat dan doanya akan dipandang baik, manfaat dan maslahat oleh Allah.
“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahulilah bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dari seorang hamba yang hatinya lalai.” (HR. Turmidzi).
Silahkan tuliskan niat dalam bentuk doa. Setiap doa pasti dikabulkan dan dikabulkannya doa sesuai dengan apa yang diniatkan. Istiqomahlah untuk mendoakan dan mengazmkannya setiap hari khususnya ketika pagi hari selepas subuh. Berdoalah sampai hati bergetar. Ketika sahabat menjalankannya maka akan menghasilakan niat yang kuat, akan datang banyak keajaiban penyelesain masalah dan akan diilhamkan banyak jalan solusi sehingga tidak membuang banyak sumber daya.
KEKUATAN NIAT DARI KISAH NABI
Sahabat SRM, dalam Al Quran terdapat banyak kisah para nabi Allah tentang kekuatan niat yang dapat mendatangkan mukjizat dan keajaiban dalam setiap ujian dan masalah. Kesulitan, ganguan dan ujian yang dialami para nabi harus direnungkan agar bisa diambil hikmah dan pelajaran.
Perhatikan kisah nabi Musa a.s dan kaumnya saat dikejar Fir'aun dan bala tentaranya. Nabi Musa a.s diperintahkan Allah untuk pergi bersama bani israel pada malam hari. Kemudian Fir'aun dan bala tentaranya mengejarnya hingga akhirnya nabi Musa a.s menemui jalan buntu di depan lautan luas. Dalam kondisi seperti ini nabi Musa a.s tidak khawatir karena sesungguhnya Allah SWT, Dialah yang telah memerintahkan nabi Musa a.s untuk berjalan ke arah ini bersama kalian, sedangkan Dia tidak akan mengingkari janjiNya (Tafsir Ibnu Katsir). Hingga Allah memerintahkan untuk memukulkan tongkatnya dan dengan izin Allah lautpun terbelah.
"Dan sungguh, telah kami wahyukan kepada Musa, 'Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatku) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam). Kemudian Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.'' (Q.S Thaaha : 77-78)
"Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” Musa menjawab, "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Lalu Kami wahyukan kepada Musa "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang." (Q.S Asy-Syu'ara' : 60-68)
Salah satu hal yang membuat nabi Musa a.s dapat melewati berbagai ujian bertubi-tubi yang datang termasuk ujian ketika menghadapi seorang Fir'aun yang telah mendeklarasikan dirinya sebagai Tuhan dengan segala keterbatasan nabi Musa a.s karena beliau telah meluaskan dan meluruskan niatnya. Nabi Musa a.s tidak menginginkan harta atau kekuasaan Fir'aun, tidak pula menginginkan dianggap pahlawan. Niat beliau hanya agar tauhid tegak di bumi Allah. Saat niat sudah luas dan lurus seberapa besar ujian dan hambatannya akan menjadi mudah dan mungkin untuk dilalui dan diselesaikan.
Perhatikan juga bagaimana kisah mengharukan dari nabi Zakaria a.s. yang belum dikaruniai seorang anak. Siang dan malam nabi Zakaria a.s tidak berhenti memanjatkan doa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT. Beliau tidak pernah putus asa untuk selalu meminta dan berdoa kepada Allah. Ia yakin meskipun istrinya mandul dan sudah lanjut usia Allah pasti akan mengabulkan doanya. Dan akhirnya Allah berkehendak dan istri Nabi Zakaria a.s yang sudah tua renta itu hamil. Setelah cukup usia kehamilannya maka lahirlah seorang putra yang di beri nama Yahya. Kisah Nabi Zakaria a.s tertulis dalam Q.S Maryam ayat 1 - 15. Renungkanlah bagaimana doa yang dipanjatkan Nabi Zakaria a.s
Ia Berkata ”Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku seorang yang diridhai”. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata : “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada seorang anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”. Allah berfirman :“Demikianlah”. Tuhan berfirman : “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”. (Q.S Maryam 4-9)
Jika direnungkan kembali Nabi Zakaria telah meluaskan dan meluruskan niatnya dalam doanya. Niat beliau ingin memiliki anak bukan sempit hanya sekedar untuk menyambungkan generasi, untuk warisan atau kekuasaan atau bahkan malu karena tidak mempunyai anak tapi niat beliau luas dan lurus karena beliau khawatir bila ia telah tiada tanpa meninggalkan seorang anak, maka kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemaksiatan dan kesalahan, bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat Nabi Musa a.s.
Bukan dulu memikirkan bagaimana caranya melunasi hutang riba 10 M tapi meluruskan dan meluaskan niat. Apa niat saya melunasi hutang riba 10 M. Ketika niat sudah luas dan lurus maka seperti kisah nabi Musa a.s hal yang dalam logika tidak mungkin menjadi mungkin.
Ketika niat sudah luas dan lurus bukan berarti tanpa hambatan, justru lautan hambatan akan datang dari awal sampai akhir untuk menggoyahkan niat apakah masih luas dan lurus atau sudah sempit dan bengkok?.
Ketika Allah mendatangkan 1000 hambatan maka Allah juga akan mendatangkan 1000 jalan solusi selama niat masih luas dan lurus. Hambatan pasti akan datang untuk menguji kekuatan niat. Bahkan hambatan bisa menjadi jalan solusi penyelesaian. Seperti lautan yang menghadang perjalan Nabi Musa a.s yang menjadi solusi untuk tenggelamnya Fir'aun dan pasukannya.
Jadi mungkinkah melunasi hutang riba 10 M dalam kondisi keterbatasan, gaji pas pasan, untuk makan saja kadang susah?
Jelas mungkin selama niat sudah luas dan lurus.
Sangat mudah bagi Allah untuk menyelesaikan hutang riba bahkan dengan seketika tapi jika sahabat sudah meluaskan dan meluruskan niat.
Sahabat masih belum yakin jika niat memiliki kekuatan untuk menyelesaikan masalah, tidak cukup dengan kisah nabi Musa a.s dan nabi Zakaria a.s, silahkan cari banyak kisah nyata orang yang masalahnya dapat terselesaikan dengan penuh keajaiban ketika niat sudah luas dan lurus. Rata-rata mereka yang sukses menyelesaikan masalah dan sukses dalam kehidupan dunia dan akhiratnya adalah yang memiliki niat yang luas dan lurus, bukan niat sempit dan bengkok yang hanya untuk kepentingan sendiri.
PENUTUP
Sahabat SRM, niat yang total dan lurus harus terus didoakan minimal setiap pagi agar menjadi niat yang kuat, niat yang tidak mudah goyah dan bergeser karena berbagai hambatan yang ada. Ketika niat sudah luas dan lurus keluar dari hati maka ketika berdoa hati akan bergetar, ketika sudah ada jalan keluar hati juga bergetar dan bergetar ketika melihat orang lain bahagia.
Allahu A'lam.