Bagaimana Dosa dan Uang Riba Dahulu Sebelum Saya Hijrah dari Riba?

Bagaimana Dosa dan Uang Riba yang Dahulu Sebelum Saya Hijrah Dari RIba

Tanya SRM
Bagaimana dosa dan uang riba dahulu sebelum saya hijrah dari riba?

Jawaban SRM
Sahabat SRM, banyak yang bertanya-tanya bagaimana dosa dan uang riba dahulu sebelum saya hijrah dan bertaubat dari riba. Dahulu saya pernah bekerja di bank namun setelah saya mengetahui bahwa riba dilarang saya hijrah dan bertaubat dari riba. Bagaimana dengan dosa riba saya dahulu dan bagaimana dengan uang riba yang selama ini sudah saya berikan untuk keluarga saya dan apakah saya dapat menggunakan uang tersebut sebelum saya hijrah untuk melanjutkan kehidupan keluarga?

Sahabat SRM, sungguh Allah benar-benar Maha Bijaksana, mari kita sama-sama renungkan firman Allah yang terakhir dalam Q.S Al Baqarah ayat 275.


"... Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (Q.S Al Baqarah : 275)


Sungguh Allah Maha Bijaksana, dalam surat Al Baqarah ayat 275 sudah dijelaskan bahwa mereka yang baru mengetahui adanya larangan riba kemudian mereka segera bertaubat dan hijrah dari riba maka Allah telah mengampuni dan memaafkan seluruh dosa riba yang terdahulu dan uang hasil riba yang terlanjur dipunggut dan sudah diberikan kepada keluarganya maka itulah yang diambilnya, tidak ada kewajiban baginya untuk mengembalikan uang riba yang diterimanya dan semua urusan diserahkan kepada Allah. 

Maha Suci Allah yang telah menurunkan aturan ini dengan sangat bijaksana.


Sahabat bisa membayangkan jika Allah membuat aturan harta yang diperoleh dari riba bagi pelaku riba yang sudah bertaubat dan hijrah dari riba juga harus dikembalikan?


Maka pasti akan terjadi keguncangan perekonomian dan permasalahan sosial yang besar.


Sungguh Allah Maha Mengetahui semua hakikat segala perkara dan kemaslahatannya; mana yang bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya, hal itu dihalalkan-Nya bagi mereka; dan mana yang membahayakan mereka, maka Dia melarang mereka darinya dan sungguh Allah lebih belas kasihan kepada mereka daripada belas kasih seorang ibu kepada bayinya. Bahkan Allah telah mengampuni dosa seluruh pelaku riba yang bertaubat.


"Allah memaafkan apa yang telah lalu." (Al-Maidah: 95)


Bahkan Allah dapat menganti semua dosa ribanya menjadi pahala?


Bagaimana agar dosa seluruh dosanya menjadi pahala kebaikan?


"Maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S Al-Furqan : 70)

Ada dua pendapat mengenai makna kejahatan atau dosa yang diganti dengan kebaikan atau pahala.

Pendapat pertama mengatakan bahwa amal buruk mereka diganti dengan amal kebaikan. Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa mereka adalah orang-orang mukmin yang sebelum beriman selalu mengerjakan amal-amal keburukan. Kemudian Allah menjadikan mereka benci terhadap amal keburukan, dan Allah mengalihkan mereka kepada amal kebaikan. Hal ini berarti bahwa Allah mengganti keburukan mereka dengan kebaikan.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa Allah mengganti amal buruk mereka dengan amal yang saleh, dan kemusyrikan diganti dengan keikhlasan, suka melacur diganti dengan memelihara kehormatan, dan kekufuran diganti dengan Islam. Demikianlah menurut pendapat Abul Aliyah, Qatadah, dan jamaah lainnya.

Pendapat yang kedua mengatakan bahwa keburukan-keburukan yang telah silam berubah dengan sendirinya menjadi amal-amal kebaikan berkat taubat yang bersih karena ketika a ia teringat akan dosa-dosa yang telah silam, hatinya merasa menyesal dan selalu mengucapkan istirja' serta istigfar. Jadi, dipandang dari pertimbangan ini maka dosanya berganti dengan sendirinya menjadi amal ketaatan. Dan kelak di hari kiamat sekalipun dosa-dosanya itu dijumpai tertulis di dalam buku catatan amalnya, sesungguhnya hal itu tidak membahayakannya karena telah diganti menjadi amal-amal kebaikan. 

Diriwayatkan oleh AbuZar r.a. bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui seorang ahli neraka yang paling akhir keluarnya dari neraka, dan seorang ahli surga yang paling akhir masuknya ke surga. Didatangkan seorang lelaki, lalu ditanyai tentang sejumlah dosa besarnya, juga tentang dosa-dosa kecilnya. Maka dikatakan kepadanya, ‘Pada hari anu engkau telah mengerjakan dosa anu dan anu, dan kamu telah melakukan dosa anu dan anu pada hari anu.’ Maka lelaki itu menjawab, ‘Ya,’ dia tidak mampu mengingkari sesuatu pun dari hal tersebut. Maka dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya kini bagimu untuk setiap keburukan diganti dengan satu kebaikan.’ Lelaki itu bertanya, ‘Wahai Tuhanku, saya telah melakukan banyak dosa, tetapi saya tidak melihatnya di sini’.” Rasulullah  mengucapkan sabdanya ini seraya tertawa sehingga gigi serinya kelihatan.
Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim secara munfarid.
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail, telah menceritakan kepadaku Damdam ibnu Zur’ah, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Abu Malik Al-Asy’ari yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
Apabila anak Adam tidur, maka malaikat berkata kepada setan, “Berikanlah kepadaku lembaran catatanmu.” Maka setan memberikan catatannya kepada malaikat, lalu kebaikan apa saja yang ia jumpai di dalam catatannya ia gunakan untuk menghapus sepuluh keburukan yang ada di dalam catatan setan, kemudian menggantinya dengan sepuluh kebaikan. Maka apabila seseorang di antara kalian hendak tidur, bertakbirlah sebanyak tigapuluh tiga kali, bertahmid sebanyak tiga puluh empat kali, dan bertasbih sebanyak tiga puluh tiga kali, sehingga jumlahnya genap seratus.
Allahu A'lam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel