Antara Mata Uang dan Riba

Antara Mata Uang dan Riba

Sahabat SRM mata uang merupakan jantung ekonomi sedang ekonomi merupakan jantung dunia. Siapa yang menguasai mata uang maka akan menguasai ekonomi dan siapa yang menguasai ekonomi maka akan menguasai dunia. 

Uang dalam Islam

Sahabat SRM, untuk memahami bagaimana uang dalam Islam sangat penting untuk memahami pelajaran dibalik hadist komoditi dan hewan ternak. Setelah benar-benar memahaminya maka pasti akan disimpulkan bahwa uang dalam Islam dan uang yang juga Allah perintahkan kepada umat manusia terdahulu adalah uang dari jenis komoditas logam mulia seperti emas dan perak atau komoditas kebutuhan pokok seperti kurma dan gandum sebagai mata uang utama. Mata uang dalam Islam merupakan mata uang yang memiliki nilai intrinsik yang dapat menyimpan kekayaan. 

Uang dalam Islam tidak akan pernah mengalami inflasi atau penurunan mata uang, tidak akan pernah juga bisa dipermainkan sebagaiama uang saat ini yang dapat digunakan untuk menimbulkan krisis. Uang dalam Islam bisa bertahan bahkan sampai berbeda generasi sekalipun. Seperti dalam kisah pemuda kahfi yang ditidurkan selama 309 tahun dan ketika bangun dari tidur panjangnya masih bisa bertransaksi menggunakan uang yang dibawanya.


Uang dalam Islam adalah dari jenis komoditi logam mulia atau komoditi kebutuhan pokok khususnya Emas (Dinar) dan Perak (Dirham).

Dan mereka menjualnya (Yusuf) dengan harga rendah, yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya  (QS Yusuf -20)
“Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: ‘Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi.’ Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui(QS. Al Imran : 75)

Uang kertas dan uang elektronik 

Kita hidup di akhir zaman dimana uang Islam yaitu uang dalam bentuk komoditi logam mulia atau komoditi bahan pokok sudah dihapus dan diganti dengan uang kertas dan uang elektronik. Sebenarnya tidak menjadi masalah menggunakan uang kertas dan uang elektronik jika dicetak berdasarkan cadangan emas atau komoditi lain yang nilainya bersifat tetap. Namun faktanya setelah terjadi tragedi yang sangat menyedihkan pada bulan September 1971 uang kertas dan uang elektronik tidak lagi dicadangkan dengan emas. Pemerintah Amerika Serikat melanggar sendiri perjanjian Brettonwoods, sehingga mulai septermber 1971 hingga detik ini seluruh uang kertas dan elektronik tidak bisa ditukar dengan emas yang memiliki ketetapan yang tidak berubah. Dan itu artinya kertas hanyalah kertas yang diakui secara bersama, apalagi uang elektronik yang lebih berbahaya karena hanya deretan digit angka.

Penggunaan uang kertas dan elektronik dan larangan menggunakan emas semakin ditegaskan dalam perjanjian IMF. Pasal 4 bagian 2 (b) dari perjanjian menyatakan:  “Pengaturan tukar-menukar dapat dengan: (i) Penjagaan kestabilan nilai mata uang oleh anggota dalam hal hak penarikan khusus atau lainnya, selain dari emasdipilih oleh anggota, atau (ii) Pengaturan kerjasama antara enggota-anggota dalam menjaga nilai mata uang anggota-anggota tersebut dalam hubungannya terhadap nilai mata uang anggota-anggota lain, atau (iii) Pengaturan tukar-menukar lain  sesuai dengan pilihan anggota.”

Fungsi uang

Secara umum ada tiga fungsi uang, yaitu sebagai alat tukar, sebagai alat ukur, sebagai alat untuk menyimpak kekayaan. Namun ketika uang tidak dapat berfungsi untuk menyimpan kekayaan karena nilai uang tidak sesuai dengan nilai aslinya maka dampaknya kekayaan dari menyimpan uang tidak akan selalu sesuai dengan nilai uang yang disimpannya, bayangkan uang selalu mengalami penurunan nilai atau diistilahkan dengan inflasi. Selain itu uang yang tidak bisa menyimpan kekayaan juga tidak bisa lagi dijadikan sebagai alat ukur karena nilainya yang senantiasa berubah. 

Keruntuhan uang kertas

Sudah bukan rahasia umum lagi jika uang kertas yang terus diproduksi tanpa batas pada satu titik tertentu akan mengalami kehancuran. Ketika uang kertas hancur maka uang kertas hanyalah kertas yang bernilai hanya kertas dan sudah tentu seberapkah nilai kertas?, bisa dikatakan tidak bernilai. Keruntuhan uang kertas semakin dekat, tercermin dari semakin naiknya harga emas.

Rasulullah SAW jauh jauh hari telah memerintahkan untuk menggunakan kembali uang yang memiliki nilai intrinsik atau menyimpan hartanya dalam bentuk real seperti komoditi, tanah atau hewan ternak.

Miqdam bin Maadikarib telah mengatakan bahwa dia mendengar Rasul Allah bersabda: Waktu pastinya akan datang kepada umat manusia ketika hanya dinar dan dirham saja yang akan digunakan (H.R Ahmad)


"Harta terbaik yang dapat dimiliki (di akhir zaman) adalah domba yang akan dibawanya ke kaki bukit dan dikawasan dimana hujan turun, melarikan diri dengan agamanya dari sengketa umum." (H.R Bukhari)

Abu Bakar telah melaporkan bahwa Rasulullah bersabda: kegemparan akan muncul setelah munculnya keributan yang lain, dan kemudian akan ada periode kegemparan yang mana seorang yang duduk lebih baik dari seorang yang berjalan, dan seorang yang berjalan lebih baik dari seorang yang berlari kepadanya. Bila itu terjadi dia yang memiliki unta patut tetap dengan unta-untanya, dan dia yang memiliki domba patut tetap dengan biri-birinya, dan dia yang memiliki tanah harus tetap dengan tanahnya..." (H.R Muslim)


Hadis diatas juga secara tidak langsung menjelaskan bahwa uang kertas dan seluruh sistemnya akan mengalami keruntuhan karena nilainya yang semakin hari semakin menurun. Uang kertas hanyalah kertas yang diakui bersama sebagai uang. Ketika kepercayaan dan transaksi tidak menggunakan uang kertas maka dengan sendirinnya uang akan runtuh. Ketika uang kertas akan runtuh maka harga barang seolah-olah akan melonjak namun sejatinya nilai uang kertaslah yang menurun, bukan harga barang. 

Dan akan lebih berbahaya lagi jika penganti uang kertas setelah keruntuhannya hanyalah burupa digit digit uang elektronik. Uang elektronik memiliki karakteristik yang sama, yaitu tidak memiliki nilai intrinsik. Uang elektronik justru bisa lebih berbahaya karena hanya deretan digit digital yang sangat mudah untuk diatur, dimanupulasi, dihapus, ditambah dan dikurangi. 


Dampak penggunaan uang kertas dan elektronik


  1. Menjadi sumber kemiskinan karena inflasi yang terjadi setiap tahunnya
  2. Menjadi sumber perpindahan kekayaan secara tidak adil  kepada pihak yang menggunakan kurs yang didevaluasi 
  3. Mengakibatkan semakin mahalnya biaya kebutuhan hidup karena inflasi dan devaluasi nilai kurs uang
  4. Mengakibatkan semakin mahalnya pengembalian hutang negara karena devaluasi nilai kurs
  5. Mudahnya terjadi krisis keuangan yang menghancurkan ekonomi
  6. Meningkatkan kejahatan dan korupsi akibat kemiskinan yang semakin meningkat
  7. Privatisasi BUMN karena kurs yang terus kehilangan nilai

Apa yang harus dilakukan dengan uang kertas dan elektronik?


  1. Hindari memperdagangkan uang kertas dan uang elektronik. Dalam Islam dilarang keras menggambil keuntungan dari perdagangan uang.
  2. Mulai gunakanlah uang yang diperintahkan Allah, yaitu uang dari jenis komoditas logam mulia atau komoditas kebutuhan pokok khususnya dinar dan dirham, seperti untuk membayar zakat, mas kawin, biaya haji dan uantuk jual beli.
  3. Bersegeralah untuk menggalihkan seluruh uang kedalam harta yang real sesuai anjuran Rasulullah SAW agar harta kita tidak terus menerus mengalami pengurangan nilai. 
Allahu A'lam
sumber : Diolah dari berbagai sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel