Hati-Hati Fitnah dan Ujian Umatku Adalah Harta

Hati-hati fitnah dan ujian umatku adalah riba dan harta

Harta Adalah Sumber Fitnah dan Ujian

Sahabat SRM, setiap umat memiliki fitnah atau ujian yang berbeda-beda. Fitnah atau ujian adalah perkara yang dapat mengantarkan kepada kesesatan, kemaksiatan dan bahkan kekafiran. Fitnah dan ujian terbesar dari umat Nabi Muhammad SAW adalah harta.

Dari Ka'ab bin 'Iyadh radhiyallahu, beliau berkata: "Aku pernah mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
إن لـكل أمـة فـتنـة وفـتنة أمـتي المـال
"Pada setiap umat ada fitnah (ujian di tengah mereka), dan fitnah umatku adalah harta." (HR. At-Tirmidzi)

Rasulullah SAW sangat khawatir kepada umatnya ketika pintu-pintu dunia dibuka maka dapat menggelincirkannya kedalam fitnah dan ujian harta. Ingatlah bahwa harta adalah sumber fitnah dan ujian, namun tidak semua orang menyadari akan hartanya sebagai sebuah fitnah dan ujian.

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (Q.S At-Tagabun :15)

"Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka ? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar." (Q.S Al-Mukminûn :55-56)

Sadarilah bahwa harta adalah sumber fitnah dan ujian. Ketika Allah memberikan harta berlebih artinya Allah sedang memberikan ujian kepadanya. Apakah hartanya dapat melalaikan dari mengingatNya?

Sifat Dasar Manusia Mencintai Harta

Sifat dasar manusia adalah sangat mencintai harta, mennginginkan dan sangat tertarik kepada harta, sehingga tidak salah jika harta merupakan fitnah dan ujian besar yang banyak melalaikan dan banyak orang yang gagal dalam menghadapi ujian besar ini. 

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)

Dampak Mencintai Harta Berlebihan

Kita hidup di zaman dimana seluruh kesenangan dunia dan kemewahan telah dibuka dan terus digembar-gemborkan sehingga semakin membuat banyak orang yang terjebak kedalam fitnah dan ujian ini.

Orang yang sudah cinta harta maka harta akan dikejar dengan mati-matian dan hanya akan berhenti saat ia mati. Tidak pernah peduli apakah cara yang dilakukannya adalah dengan cara haram, riba, menipu, menindas, mencuri, korupsi semua dilakukan demi harta.

Seorang yang telah cinta harta bahkan dikatakan lebih rakus dari serigala yang lapar.

“Tidaklah dua serigala lapar yang menghampiri seekor kambing lebih berbahaya baginya dari ambisi seseorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya” (HR Tirmidzi dan Ahmad)

Jika serigala lapar ditengan gerombolan kambing maka cukup memakan satu kambing ia sudah merasa kenyang, namun manusia justru ia tidak akan puas sebelum mengambil seluruh kambingnya.

Seorang yang telah cinta harta bahkan dikatakan lebih rakus dari lintah darat yang lapar.

Jika lintah darat lapar yang sedang menghisap darah manusia, maka ia akan melepaskan gigitannya ketika sudah kenyang, namun jika manusia ia tidak akan puas sebelum seluruh darahnya habis. 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Celakalah hamba (orang yang diperbudak) dinar, dirham, beludru dan kain bergambar. Jika dia diberi dia ridha, jika tidak diberi dia tidak ridha." (HR. Tirmidzi, no. 2336; Ahmad 4/160; Ibnu Hibbân no. 3223) 

Cinta harta dapat membuat seorang dapat menggadaikan keimanannya.

Cinta harta dapat membuat seorang lalai untuk mengerjakan ketaatan dan melalaikan dari akhirat.

Cinta harta dapat membuat seorang berani melanggar ketentuan agama.

Cinta harta dapat membuat seorang memiliki akhlak yang tercelah seperti takabur dan riya’.

Cinta harta dapat membuat seorang saling bermusuhan dan membenci.

Cinta harta dapat membuat seorang mati hati dan moralnya untuk bisa merasakan penderitaan orang lain.

Cara Agar Tidak Terjerumus Kedalam Fitnah dan Ujian Harta

1. Istiqomah membersihkanlah harta dengan zakat dan infak

Cara pertama agar tidak terjerumus kedalam fitnah dan ujian harta adalah istiqomah untuk zakat dan infak. Islam melarang umatnya menyimpan dan menumpuk harta dan menganjurkan untuk menginfakannya. Harta yang hanya ditumpuk akan membuatnya semakin cinta kepada hartanya, sehingga hanya akan menyeret hatinya menuju dunia.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (Q.S Al Munaafiquun : 9-10).

"Sesungguhnya orang-orang yang banyak harta adalah orang-orang yang sedikit (kebaikannya) pada hari kiamat, kecuali orang yang diberi harta oleh Allâh, lalu dia memberi kepada orang yang disebelah kanannya, kirinya, depannya dan belakangnya. Dia melakukan kebaikan pada hartanya" (HR. Bukhâri dan Muslim)

“Barangsiapa yang memiliki harta yang menyampaikannya untuk pergi haji, atau memiliki harta yang mewajibkan atasnya zakat, tetapi ia tidak menunaikan kewajibannya, niscaya ia akan memohon untuk dikembalikan hidup kembali di dunia ketika ajal menjemputnya.” Seorang lelaki bertanya, “wahai Ibnu Abas, takutlah Anda kepada Allah sebab hanya orang-orang kafir yang memohon untuk dikembalikan hidup di dunia”. Ibnu Abas menjawab, “Aku hendak membacakan kepada kalian urusan tersebut didalam Al-Quran. Kemudian Ibnu Abas membacakan Surat Al-Munafiqun mulai ayat 9 s.d. ayat 11" (H.R Tirmidzi)


"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.(9) Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.(10) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan(11)” (Q.S Munafiqun : 9 -11)

2. Letakan harta cukup di tangan jangan di hati

Harta cukup untuk diletakan di tangan, jangan sampai diletakan di hati. Orang yang meletakan hartanya di hati maka ia akan mencintai hartanya seperti mencintai diriinya, ia akan diperbudak hartanya, ia akan sakit hati dan benci ketika hilang hartanya, ia akan melakukan segala macam cara demi untuk menyelamatkan dan menambah hartanya termasuk dengan cara haram dan riba. 

Gengamlah harta cukup di tangan sehingga mudah untuk dilepaskan dan mudah untuk diinfakan. Ingatlah hakikat harta adlah titipan dan ujian. Harta yang diletakan dihati, hanya ditumpuk dan disimpan maka ketahuilah bahwa harta itu kelak akan dibakarnya bersama tubuhnya di neraka jahanam.

 "...Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak membelanjakannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka dengan azab siksa yang pedih. Pada hari dibakar emas perak (dan harta benda) itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, dan lambung mereka, serta punggung mereka : Inilah apa yang telah kamu simpan untuk diri kamu sendiri, maka rasakanlah apa yang kamu simpan itu." (Q.S Al-Tauba : 34-35)

3. Bersyukurlah dan lihatlah orang dibawah

Banyak orang yang gagal dalam menghadapi fitnah dan ujian harta karena sangat sedikit sekali orang yang bisa bersyukur kepada Allah SWT. Seorang tercebak kedalam cara haram untuk mendapatkan harta karena rasa kurang puas akibat tiada pernah bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan. Agar bisa senantiasa bersyukur, lihatlah orang yang berada di bawahnya, jangan melihat orang yang diatas. 

"Dan janganlah kamu arahkan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Rabb kamu adalah lebih baik dan lebih kekal." (Q.S Ath-Thâha : 131)

"Barangsiapa yang melihat orang yang diberi kelebihan bentuk tubuh dan rizqi, maka hendaklah dia melihat orang yang di bawahnya yaitu orang yang diunggulinya, karena hal itu lebih pantas agar dia tidak meremehkan nikmat Allâh yang dianugerahkan padanya." (H.R Tirmidzi)

4. Jangan salah memandang harta

Banyak orang yang gagal melewati ujian harta karena gagal memandang harta. Harta yang banyak bukan pertanda Allah mencintainya dan harta yang sedikit bukan berarti Allah menghinakannya. Jangan sombong dengan banyaknya harta dan jangan pula sedih dengan sedikitnya harta. 



“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka ? tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Q,S Al-Mukminun : 55-56)

Harta hanya sebuah ujian dan justru orang akan semakin lalai ketika diujii dengan banyaknya harta. 

“Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi.” (Q.S Asy-Syura : 27)

Ingatlah bahwa banyak sedikitnya harta bukan menjadi tolak ukur. Terkadang banyaknya harta hanya akan membuat orang lalai sehingga kelak di akhirat hartanya hanya akan menjadi beban berat baginya. Tetaplah ingat bahwa harta hanya titipan Allah, maka gunakanlah harta sesuai aturan Allah.

5. Belajar dari Surat Al Kahfi (perumpamaan orang kaya dan miskin)

Kisah tentang perumpamaan orang kaya dan orang miskin terdapat dalam surat Al Kahfi ayat 32 - 46. Kisah ini menceritakan perumpamaan orang yang diberikan Allah  SWT kelebihan dan kekurangan harta. Orang kaya diberikan dua kebun yang sangat subur dengan hasil yang berlimpah, sedang orang miskin tidak diberikan kekayaan. Namun meski diberikan banyak harta, orang kaya tersebut salah dalam memandang harta, ia lupa bahwa harta adalah ujian, ia lupa bahwa Allah SWT yang memberikan hartanya sehingga ia menyombongkan diri, ia telah menuhankan hartanya sehingga rusak jiwa dan keimanannya. Akhirnya seluruh kebun-kebunnya dihancurkan oleh Allah SWT. Pelajaran selengkapnya silahkan baca Pelajaran Riba dari Surat Al Kahfi.

Allahu A'lam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel