Untung Tanpa Resiko Itu Riba, Untung Dengan Resiko Itu Keberkahan
Selasa, 17 Maret 2020
Keberkahan Resiko
Sahabat SRM, banyak orang yang saat ini sudah tidak mempunyai hati untuk bisa merasakan keberkahan dari adanya "resiko". Semua orang berlomba-lomba menghilangkan resiko dalam memperoleh keuntungan.
Dalam Islam sebuah resiko adalah sebuah keberkahan, karena di dalam sebuah resiko ada unsur keadilan, tolong menolong, silaturahmi, kasih sayang dan rasa saling pengertian. Resiko seperti sebuah sembiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Segala keuntungan dengan menghilangkan segala kemungkinan resiko adalah riba. Hutang piutang dengan bunga jelas bisnis tanpa resiko sehingga disebut riba. Berdagang dengan menghilangkan resiko atau yang kini lebih dikenal dengan dropship juga termasuk bagian riba karena telah menghilangkan resiko. Tambahan kredit yang merupakan sebuah keuntungan tanpa resiko juga termasuk riba.
Resiko Menjadi Kunci Pembeda Riba
Dalam Surat Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa Allah mengecam orang yang menyamakan jual beli dengan riba. Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Keuntungan dalam riba (keuntungan tanpa resiko) dianggap sama dengan keuntungan jual beli. Tentu sangat berbeda. Riba telah menghilangkan resiko sedang jual beli mempunyai risiko. Jadi bisa dikatakan bahwa kunci perbedaan jual beli dengan riba adalah adanya resiko. Jual beli terdapat resiko mengalami kerugian sedang riba tidak boleh tidak harus selalu untung.
Pentingnya Kejelasan Resiko Bisnis
Bisnis yang baik adalah bisnis yang telah memiliki kejelasan resiko mendetail dan telah diketahui oleh seluruh pihak yang turut berbisnis. Pembagian resiko kerugian bisnis harus dilakukan secara jelas sehingga tidak ada pihak yang dirugikan ketika terjadi resiko kerugian dan efeknya bahkan bisa sampai menimbulkan permusuhan atau memutus silaturahmi
Salah satu bisnis yang kali ini akan diulas karena memiliki kejelasan resiko adalah bisnis Ayam Geprek Juara. Ayam geprek juara dikembangkan dengan skema kerjasama dengan prinsip utama bagi hasil. Guna mendanai pembukaan outlet baru, ayam geprek juara membuka skema syirkah atau bagi hasil dengan investor menggunakan konsep patungan atau urunmodal tanpa riba dan bunga.
Hal yang menarik dari bisnis ayam geprek juara adalah kejelasan pembagian resiko bisnis. Investor harus siap untuk menanggung kerugian finansial 100%. "Kerugian secara finansial ditanggung Investor, sedangkan Pengelola menanggung kerugian waktu, tenaga dan pikiran".
Resiko Bukan Dihilangkan Tapi Dimitigasi
Setiap keuntungan pasti memiliki resiko yang mengakibatkan kerugian baik materi maupun immateri. Suatu hal yang sangat terlarang untuk dilakukan adalah menghilangkan resiko melalui berbagai skema dan manipulasi. Menghilkan resiko berarti menghilangkan keadilan dan memunculkan kedzaliman dan kekejian. Resiko bukan dihilangkan tapi dimitigasi. Proses mitigasi dapat meminimalisir terjadinya resiko kerugian.
Resiko dan Mitigasi Warunk Upnormal
Warunk Upnormal menerapkan solusi permodalan dengan cara kerjasama. Ketika ingin membuka cabang, Warunk Upnormal membuka investasi dengan skema "urun dana" melalui santarax.com. Prosentase bagi hasil investor dengan Warunk Upnormal sebesar 40% : 60%.
Warunk Upnormal melakukan mitigasi resiko untuk meminimalisir terjadinya resiko kerugian. Berikut beberapa resiko dan mitigasi dari Warunk Upnormal:
1. Resiko Usaha
Bisnis kuliner merupakan bisnis dengan persaingan yang sangat ketat. Selain itu pasar yang mudah jenuh juga menjadi tantangan agar bisnis tetap survive.
Solusi : Terus berinovasi dan memberikan nilai tambah pada produk Warunk Upnormal
2. Resiko Investasi
Berinvestasi pada bisnis riil dengan sistem bagi hasil memiliki resiko untung dan rugi. Karena besaran bagi hasil mengikuti performa bisnis. Besar kemungkinan hasil bisnis, tidak sama dengan proyeksi.
Solusi : Melalukan pengawasan dan langkah preventif begitu ada sinyal penurunan performance.
3. Resiko Likuiditas
Saat ini belum ada pasar sekunder atau bursa untuk jualbeli saham UKM. Sehingga apabila Anda ingin exit atau mencairkan modal investasi Anda membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Solusi : Berinvestasi untuk jangka menengah. Santara saat ini hanya memfasilitas penampungan informasi bagi investor yang ingin mencairkan modal dan mencarikan investor yang ingin membelinya.
4. Resiko Kelangkaan Pembagian Deviden
Pembagian Deviden atau bagi hasil Warunk Upnormal ini adalah 1 tahun sekali.
5. Resiko Dilusi Kepemilikan Saham
Adanya kemungkinan penurunan persentase kepemilikan saham yang terjadi karena bertambahnya jumlah saham total. Namun hal ini terjadi jika ada penambahan penawaran saham baru, dan sejauh ini belum ada rencana untuk kearah itu.
6. Resiko Kegagalan Sistem Elektronik
Dengan sistem yang masih terus dikembangkan, ada beberapa resiko atau kemungkinan terjadi kegagalan sistem elektronik yang bisa saja menghambat fungsi dan operasional.